Karaoke Klaster Baru Covid-19 Singapura, Penyelidikan Bermula dari Wanita Vietnam
Singapura yang berada pada fase transisi memasuki new normal hidup bersama Covid-19 kembali dikejutkan dengan munculnya klaster Covid-19 yang baru
Dia meminta agar pengunjung gerai-gerai karaoke segera memeriksakan status Covid-19 mereka.
Pemerintah menjamin identitas pribadi pengunjung akan dijaga kerahasiannya.
Hal yang dikhawatirkan adalah para pengunjung menolak memeriksakan diri, karena takut stigma dari masyarakat akibat mengunjungi gerai KTV.
Untuk diketahui Singapura gencar melakukan vaksinasi dengan target dua pertiga warganya telah menerima vaksin pada 9 Agustus mendatang.
Negeri yang dipimpin Lee Hsien Loong ini tergolong sukses mengendalikan amukan virus corona varian delta melalui lockdown parsial dari 16 Mei hingga 13 Juni lalu.
Klaster-klaster yang sempat muncul seperti klaster Rumah Sakit Tan Tock Seng dan Bandara Internasional Changi telah ditangani tuntas.
Sarang pekerja seks
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa gerai karaoke ini juga menjadi sarang bagi pekerja seks komersial (PSK) untuk menjajakan diri.
PSK ini mayoritas berasal dari China dan Vietnam, yang datang ke Singapura menggunakan visa turis selama 30 hari.
Berlagak layaknya seperti pramuria, wanita-wanita ini hilir-mudik dari satu ruangan ke ruangan karaoke untuk mencari target pria yang akan mereka temani.
Sentuhan fisik adalah hal yang lumrah terjadi di sana.
Pemerintah Singapura hanya mengizinkan prostitusi legal di distrik Geylang.
Sejauh ini distrik red light Geylang masih ditutup sejak pandemi Covid-19.
Gerai-gerai karaoke sesungguhnya juga hanya diizinkan menyajikan pelayanan makanan minuman sepanjang masa pandemi itu.
Baca juga: Covid-19 Singapura Catatkan Rekor dalam 10 Bulan Terakhir akibat Klaster Karaoke
Namun sejumlah video yang beredar jelas memperlihatkan pramuria terlihat menemani pengunjung tanpa masker dan jaga jarak yang jelas melanggar peraturan pengetatan sosial Covid-19 Singapura.