HUMAN INTEREST
Nestapa Jamal Selama PPKM Batam, Untuk Makan Berharap Tangan Dermawan
Kondisi pandemi covid-19, terlebih saat PPKM Batam dirasakan betul oleh seorang pria, Jamal.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Septyan Mulia Rohman
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Lisan Jamal seketika bergetar ketika menceritakan kisah hidupnya di Batam.
Terlebih saat ia menceritakan jika ia sudah tidak berkomunikasi lagi dengan mantan istri dan anak perempuan semata wayangnya yang kini berumur 17 tahun.
Di Batam, pria 45 tahun ini hidup seorang diri.
Kesehariannya dirinya hanya duduk di sepanjang jalan Teuku Umar atau tidak jauh dari Nagoya Hill.
Pakaian Jamal terlihat kusam.
Ia hanya mengenakan baju dan juga celana yang kotor dan jarang dicuci.
Sebuah tas kecil selalu ia bawah kemanapun ia pergi.

Di dalam tas itu ia mengaku hanya dimanfaatkan untuk mengisi sehelai baju yang ia persiapkan untuk baju ganti ketika hendak mandi.
Kisah hidupnya yang sudah pelik, kini ditambah dengan kebijakan pemerintah soal PPKM Darurat yang berganti nama menjadi PPKM Level IV.
Urusan ganti nama ini, tak begitu dipersoalkan olehnya.
Yang ia persoalkan, dampak dari kebijakan yang katanya bertujuan untuk menekan laju penyebaran covid-19 di Batam.
Untuk makan saja, sekarang ia benar-benar kesulitan.
Kondisi covid-19 di Batam membuat Jamal saat ini hidup tanpa ada pekerjaan yang menghasilkan uang.
Hal ini diperparah lagi dengan adanya PPKM Level IV Batam yang diterapkan hingga 25 Juli 2021.
"Saya tak bisa kerja lagi sejak virus corona di Batam.
Baca juga: Calon Penumpang Keluhkan Biaya Rapid Test Antigen di Pelabuhan Roro ASDP Tanjunguban
Baca juga: Berita Populer Batam: Covid-19 Varian Delta Masuk Batam hingga Kejari Batam Awasi Tabung Oksigen
Cuci mobil tempat saya bekerja ditutup total karena sepi," kata Jamal saat ditemui TribunBatam.id Rabu, (21/7/2021).
Untuk makan sehari-hari saja, Jamal berharap bantuan dan uluran tangan dermawan warga setempat.
Tidak hanya makan, urusan tempat tinggal saja ia harus rela mennumpang di rumah teman.
Sering kali ia tidur di musala tak jauh dari Rumah Sakit Harapan Bunda Batam.
Saat ini Jamal hanya seorang diri tinggal di Batam.
Dia pernah menikah dan memiliki seorang anak perempuan yang saat ini sudah berusia 17 tahun.
Semenjak bercerai tahun 2017 yang lalu, ia mengaku tidak perna berkomunikasi lagi dengan mantan istri dan juga anak semata wayangnya itu.
"Di Batam saya tidak ada saudara hanya ada teman satu kampung saja," ujarnya lagi sembari sesekali mengusap air mata.

Dari hati kecilnya Jamal berharap adanya bantuan dari Pemko Batam atau Warga Batam untuk meringankan beban hidupnya.
"Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu, sehingga ekonomi Batam kembali pulih dan saya bisa bekerja seperti dulu lagi," harap Jamal.(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Human Interest