Virus Corona

WHO Desak Pembatasan Lebih Ketat di Indonesia, Sebut Kasus Positif Covid-19 Melonjak 5 Kali Lipat

Indonesia telah menjadi salah satu episentrum pandemi global dalam beberapa pekan terakhir.

El Pais
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

TRIBUNBATAM.id - Masih tingginya kasus Covid-19 di Indonesia mendapat perhatian dunia.

Beberapa negara bahkan melarang penerbangan dari Indonesia masuk ke negaranya dengan alasan lonjakan Covid-19 di tanah air belum terkendali.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mendesak Indonesia untuk menerapkan penguncian yang lebih ketat dan lebih luas untuk memerangi lonjakan infeksi dan kematian akibat Covid-19,

hanya beberapa hari setelah Presiden Jokowi menandai pelonggaran pembatasan.

Mengutip Reuters, Kamis (22/7), Indonesia telah menjadi salah satu episentrum pandemi global dalam beberapa pekan terakhir, dengan kasus positif Covid-19 melonjak lima kali lipat dalam lima minggu terakhir.

Minggu ini, kematian harian mencapai rekor tertinggi, di antara jumlah korban tertinggi di dunia, yakni lebih dari 1.300.

Baca juga: GAWAT Indonesia Peringkat 1 Kasus Mingguan Covid-19 Tertinggi di Dunia

Dalam laporan situasi terbarunya, WHO mengatakan, penerapan protokol kesehatan secara ketat dan pembatasan sosial sangat penting dilakukan

dan menyerukan tindakan mendesak tambahan untuk mengatasi lonjakan infeksi secara tajam di 13 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia.

“Indonesia saat ini menghadapi tingkat penularan yang sangat tinggi, dan ini menunjukkan pentingnya penerapan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial yang ketat, terutama pembatasan pergerakan, di seluruh negeri,” jelas WHO.

Di bawah penguncian sebagian di Indonesia, pembatasan sosial seperti bekerja dari rumah dan mal tertutup terbatas di Pulau Jawa dan Bali dan kantong kecil di bagian lain negara ini. 

Sektor ekonomi besar yang dianggap kritis atau esensial dibebaskan dari sebagian besar, atau sebagian, dari tindakan penguncian.

Baca juga: 2 Ramuan Herbal Ini Bisa Bikin Kolesterol Tinggi Keok, Coba Praktikkan

Pada hari Selasa, Presiden Joko Widodo menandai pelonggaran pembatasan mulai minggu depan, mengutip data resmi yang menunjukkan penurunan infeksi dalam beberapa hari terakhir,

yang menurut para ahli epidemiologi telah didorong oleh penurunan pengujian dari tingkat yang sudah rendah.

“Jika tren kasus terus menurun, maka pada 26 Juli 2021, pemerintah akan mencabut pembatasan secara bertahap,” kata Jokowi, sapaan akrab presiden itu.

Tingkat positif harian Indonesia, proporsi orang yang dites yang terinfeksi, rata-rata 30% selama seminggu terakhir bahkan ketika jumlah kasus telah turun.

Tingkat di atas 20% berarti penularan "sangat tinggi", kata WHO.

Menurut WHO, semua provinsi di Indonesia, kecuali Aceh memiliki tingkat positif di atas 20%. Sedangkan Aceh, memiliki tingkat positif sebesar 19%.

Menteri senior yang menangani penguncian sebagian, Luhut Pandjaitan, mengatakan pelonggaran pembatasan dapat terjadi di daerah-daerah di mana tingkat penularan turun, kapasitas rumah sakit meningkat dan "kondisi sosiologis" penduduk menuntutnya.

Kelompok pengusaha telah memperingatkan PHK massal kecuali pembatasan dilonggarkan minggu depan.

Di antara langkah-langkah lain, mereka ingin semua staf operasional diizinkan bekerja di kantor dan pabrik di industri penting dan penting - yang mencakup semua bisnis, hotel, dan perusahaan TI yang berorientasi ekspor.

Varian Delta paling banyak ditemukan di Jakarta

Kementerian Kesehatan RI mencatat, ada 288 kasus Covid-19 varian Delta di DKI Jakarta.

Merujuk data Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, tercatat 802 kasus Covid-19 varian Delta di Indonesia per 21 Juli.

Kasus varian Delta paling banyak ditemukan di Jakarta, kemudian Jawa Barat sebanyak 228 kasus, dan Jawa Tengah 132 kasus. 

Varian Delta atau B.1.617.2 digolongkan sebagai variant of concern (VoC) bersama varian Alpha dan Beta oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kemenkes bahkan menyebutkan, varian Delta bisa enam kali lebih menular daripada varian Alpha B.1.1.7 asal Inggris. 

Selain varian Delta, ditemukan juga 35 kasus Covid-19 varian Alpha dan 5 kasus varian Beta di Jakarta.

Sementara itu, per Rabu kemarin, kasus Covid-19 di Jakarta bertambah 5.904 kasus.

Dengan demikian, angka kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta kini berjumlah 763.429. 

Tercatat 10.558 orang dinyatakan sembuh, sehingga total pasien sembuh berada di angka 662.800.

Sedangkan pasien dalam perawatan berkurang 4.736. Kini tercatat 89.937 pasien Covid-19 masih dalam perawatan. 

Namun, kabar duka masih mengiringi. Tercatat 82 pasien Covid-19 tutup usia hari ini. Total kematian akibat Covid-19 di Jakarta kini di angka 10.692.

Progres vaksinasi Covid-19 di Jakarta juga terus bertambah. Per Rabu kemarin, sudah ada 6.652.011 penduduk di Jakarta yang mendapat vaksinasi dosis pertama.

Untuk total dosis 2 kini mencapai 2.021.780 orang. (*)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved