TRIBUN WIKI
Biodata Indra Rudiansyah, Mahasiswa Indonesia Ikut Ciptakan Vaksin AstraZeneca
Di balik terciptanya vaksin AstraZeneca, ternyata ada sosok Indra Rudiansyah, mahasiswa asal Indonesia yang punya andil besar.
Indra bergabung dengan tim karena saat itu lab kekurangan banyak sumber daya manusia.
Sehingga pemimpin penelitian membuka kesempatan bagi mahasiswa yang ingin membantu uji klinis.
Ketika itu, kasus Covid-19 mulai menyebar di Inggris, sehingga semua aktivitas perkuliahan ditutup kecuali penelitian terkait virus corona.
Bersama timnya, Indra bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksinasi.
Menurut laporan Kompas.com Reporter on Location, Indra menilai proses pengembangan vaksin AstraZeneca termasuk sangat cepat.
Ini karena hasil data uji preklinis dan inisial data untuk safety serta imunogenitas di manusia dapat dihasilkan dalam enam bulan.
"Biasanya untuk vaksin baru paling tidak memerlukan waktu lima tahun hingga tahapan ini," ujar Indra.
Kerja cepat
Selama bekerja menjadi tim uji klinis vaksin AstraZeneca, Indra mengaku harus bekerja secara dinamis, sigap, dan cepat.
Saat dihubungi Kompas.com pada 17 Januari 2021 lalu, Indra berpesan kepada warga Indonesia terkait vaksinasi yang tengah berjalan.
"Jadi, sebenarnya vaksin yang ada sekarang ini (dan sudah mulai diberikan pada masyarakat) kan bisa dikatakan sebagai emergency used ya sehingga clinical trial itu masih terus berjalan," kata Indra.
Indra juga mengimbau agar mereka yang bisa bekerja secara Work From Home (WFH) bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk memperkecil kemungkinan terpapar Covid-19.
"Jadi, sebisa mungkin jangan egois ingin keluar rumah dengan alasan bosan atau ingin hiburan," jelasnya.
Menurut laporan Reuters pada 21 Juli 2021 dari studi terbaru yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, dua dosis vaksin AstraZeneca efektif melawan varian Delta yang menjadi salah satu penyebab lonjakan Covid-19 di Indonesia.
Studi mengatakan, dua dosis vaksin AstraZeneca 67% efektif terhadap varian Delta, naik dari 60% yang dilaporkan semula.
Selain itu 74,5% efektif terhadap varian Alpha, dibandingkan dengan perkiraan awal yakni hanya 66%.