Puluhan Jalan Tol Milik BUMN Bakal Dijual untuk Bayar Utang, Investor Asing Siapkan Rp 54 Triliun
Tiga pengelola dana global siap berinvestasi di beberapa ruas jalan tol di Indonesia.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Prospek bisnis jalan tol di Tanah Air masih menjanjikan dan menarik minat investor dunia.
Meski Pandemi Covid-19 masih berlangsung dan belum bisa diprediksi kapan akan terhenti, namun beberapa sektor bisnis tetap berprospek.
Terbaru, tiga pengelola dana global siap berinvestasi di beberapa ruas jalan tol di Indonesia.
Ketiga investor itu adalah Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
Baca juga: Pengusaha Restoran Terpaksa Jual Mobil hingga Furniture Agar Bisnis Tetap Berjalan
Mereka ingin membeli sejumlah ruas jalan tol milik BUMN.
Total dana dari ketiganya bisa mencapai US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun.
Ridha D.M. Wirakusumah, Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Investment Authority (INA) menjelaskan, saat ini konsorsium INA dan tiga investor sedang melakukan uji kelayakan (due diligence) dan bernegosiasi dengan para pemilik jalan tol.
"Ada operator yang berminat menjual sebagian kecil, separuh bahkan seluruh sahamnya di ruas tol yang mereka miliki," kata dia, Rabu (21/7).
Keseluruhan transaksi tersebut sepenuhnya berdasarkan principle willing buyer dan willing seller.
"Bagi pemilik jalan tol yang berminat melepas (menjual), dana dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk membayar utang
atau memperkuat kinerja keuangan mereka ataupun untuk membangun tol baru," imbuh Ridha.
Secara lebih rinci, Ridha menjabarkan bahwa dari total dana investasi US$ 3,75 miliar milik konsorsium, sebanyak tiga entitas asing tadi (CDPQ, APG, dan ADIA) menyetorkan investasi US$ 1 miliar.
Adapun INA menyetorkan dana investasi US$ 750 juta atau 20% dari total investasi konsorsium
Salah satu aset yang diincar konsorsium adalah ruas jalan tol milik PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Ihwal penjualan aset tol, Corporate Finance Group Head PT Jasa Marga Tbk, Eka Setya Adrianto mengatakan, saat ini masih proses.