HUMAN INTEREST
Kisah Doni Menabur Kebaikan di Balik Mencari Rezeki Jadi Juru Parkir di Pasar Ranai
Menjadi juru parkir di Pasar Ranai Natuna sudah dilakoni Doni selama 14 tahun. Meski penghasilannya pas-pasan, ia puas bisa membantu orang
Penulis: agus tri | Editor: Dewi Haryati
Laporan Kontributor Tribun Batam, Wina
NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Suasana Pasar Ranai di Natuna pada Sabtu (31/7/2021) pagi cukup ramai dengan pengunjung yang datang hendak berbelanja sayur mayur, ikan dan daging.
Kebanyakan mereka datang menggunakan sepeda motor, dan memarkirkan kendaraannya di tempat parkir yang tersedia, baik di halaman depan Pasar Ranai maupun di bagian dalam antara pasar ikan dan pasar daging.
Di tengah padatnya aktivitas pasar saat itu, Doni (50) tukang parkir yang bertugas di bagian dalam pasar, sibuk mengatur sepeda motor pengunjung, baik yang keluar maupun masuk.
Sesekali terdengar suaranya mengucapkan terima kasih dan mengingatkan pengunjung yang akan pulang agar berhati-hati di jalan.
"Terima kasih, bu," ucapnya sambil menerima pecahan Rp 1.000 dari pemilik motor.
Baca juga: KISAH Pilu 3 Anak Jadi Yatim Piatu, Ayah Ibu Meninggal Beruntun Diduga Covid-19
Baca juga: Bupati Wan Siswandi Targetkan Natuna Capai 100 Persen Vaksinasi Covid-19 Agustus 2021

"Tiati nggeh bu," sambungnya.
Sudah cukup lama Doni bekerja sebagai juru parkir di Pasar Ikan Ranai. Tepatnya sejak ia tiba di ibu Kota Kabupaten Natuna ini, 14 tahun lalu.
Sebelumnya, pria asli Semarang ini mengadu nasib di Pontianak, Kalimantan Barat sebagai sopir.
Bermaksud hendak mengubah nasib, pria ini nekad membawa keluarganya merantau ke Natuna. Namun nasib mengantarnya menjadi juru parkir di Pasar Ranai.
"Saya jadi tukang parkir karena bosen kerja sama orang, diatur orang mbak. Jadi tukang parkir kita bisa beramal juga," ujar Doni diselingi tawa kecil.
Dari pekerjaannya itu, Doni bisa membawa pulang uang antara Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu. Itu penghasilan bersihnya, setelah dipotong untuk Perusda Natuna selaku pengelola pasar, koperasi pedagang Pasar Ikan dan Dispenda Natuna.
"Hasilnya memang tidak besar, mbak. Tapi alhamdulillah saya bersyukur dan merasa tenang dengan pekerjaan saya saat ini," ucapnya.
Jika dilihat dari tuntutan hidup terutama di masa pandemi Covid saat ini, Doni mengaku penghasilannya sebagai tukang parkir memang tidak mencukupi. Terlebih untuk menghidupi tiga anak yang sudah mulai dewasa.
"Tapi rezeki itukan bisa datang dari mana saja, mbak. Dengan pekerjaan saya saat ini saya bisa berbuat baik dengan sesama, meskipun tidak seberapa.