HUMAN INTEREST
Kisah Halim Si Juru Parkir di Pasar Ikan Jembatan Golden Prawn Batam
Halim bekerja sebagai juru parkir di Pasar Ikan Jembatan Golden Prawn Batam setiap hari. Mulai pukul 15.00-21.00 Wib
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Lelaki paruh baya dengan tubuh sedikit membungkuk renta itu bernama Halim.
Dengan vokal bicara yang mulai terbata dan kurang jelas, tak menyurutkannya untuk terus melontarkan kalimat demi kalimat.
Saat dihampiri Tribunbatam.id, lelaki yang telah berusia 56 tahun itu dengan mudah terlihat akrab. Ia pun kerap berguyon meneduhkan suasana perbincangan.
Tak dapat dimengerti secara persis apa karena lelah, namun sesekali ia menghembuskan napasnya dan tampak rongga mulutnya tak lagi bergigi.
Sore itu, Halim tampak sibuk. Ia bersiap mengenakan baju juru parkirnya. Satu persatu kancing dikaitkannya. Ia lalu menggunakan badge name dan mengalungkan peluitnya di leher.
Baca juga: Curhat Petinggi RS di Batam Tangani Pasien Covid-19: Kami Butuh Dukungan Masyarakat
Baca juga: Kisah Perawat Puskesmas Tiban Baru Penyintas Covid-19, Sedih Dengar Keluhan Dicovidkan
Memang usianya tak lagi muda, kulitnya pun telah mulai mengerut, sedangkan rambut di kepalanya yang dialas topi tak dapat menutupi rambutnya yang telah memutih.
Di Pasar Ikan jembatan menuju Golden Prawn, Bengkong Laut, di situ tempatnya bekerja menjadi juru parkir untuk mengais rezeki guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Dengan nada bicara yang pelan, ia berkisah bila dirinya telah berpisah dan ditinggal mantan istrinya. Kini ia pun tinggal bersama anak lelakinya di Bengkong Harapan, Batam.
"Tentu sedih dan menderita ya pastinya, apa-apa kita kerjakan sendiri dan mengurus hidup sendiri. Tapi ya sudahlah mungkin ini juga sudah jalannya," ujar lelaki asal Tanjung Batu ini, Rabu, (4/8/2021).
Ia pun terbilang masih baru menjadi juru parkir, baru 6 bulan. Sebelumnya ia pernah bekerja sebagai sopir membawa krane dan alat berat lainnya di Batam.
"Alhamdulillah saya bersyukur masih bisa bekerja dan bisa dibilang masih barulah di sini. Anak juga kerja di Mukakuning, jadi kita saling membantu saja," ucap Halim yang akrab disapa Tokim ini.
Halim mengaku bekerja setiap hari, dan tiap kali pulang ia biasa mengantongi penghasilan sebesar Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu per hari. Ia bekerja mulai pukul 15.00-21.00 WIB.
"Kalau setorannya ke Dishub Rp 60 ribu per hari. Saya di sini gak ada liburnya. Kalau pasar tutup barulah saya libur," terangnya.
Tak sekadar menata kendaraan dan menerima uang, terkadang Halim pun dengan sigap membantu para pengunjung yang berbelanja, khususnya kaum ibu-ibu. Mengikat dan menggantungkan belanjaan di sepeda motor.
"Kadang kita pun bantuin juga pembeli yang kesulitan, begitulah. Jadi gak cuma sekadar nerima uang. Ada juga saya dikasih lebih sama pengunjung, Alhamdulillah saya bersyukur," ujarnya.
(Tribunbatam.id/Noven Simanjuntak)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Human Interest Story