3 Metode Diet yang BIkin Berat Badan Cepat Turun, Simak Plus Minusnya
Setiap metode diet sebenarnya bereaksi dengan cara berbeda untuk setiap orang, carilah yang paling cocok dengan tubuh Anda.
TRIBUNBATAM.id - Siapa yang tak ingin memiliki tubuh indah dan proposional.
Mempunyai tubuh ideal pastinya menjadi dambaan semua orang, terutama wanita.
Namun, selama pandemi yang memaksa orang lebih banyak di rumah dan mengurangi aktivitas di luar, membuat ruang gerak semakin terbatas.
Banyak orang mengeluh lingkar pinggang yang bertambah lebar dan tubuh makin gemuk.
Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang mencari-cari metode diet terbaik selama Covid-19 ini.
Setiap metode diet sebenarnya bereaksi dengan cara berbeda untuk setiap orang.
Baca juga: INI Manfaat Daun Mint bagi Kesehatan Tubuh, Obati Asma hingga Sakit Kepala
Terkadang, ada yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet keto namun adapula yang justru jatuh sakit karena diet tersebut.
Sebagai refrensi Anda yang ingin menurunkan berat badan, berikut manfaat dan efek samping metode diet yang sering dilakukan orang:
Diet keto menerapkan pola makan yang kaya akan lemak dan mengurangi makanan mengandung karbohidrat.
Tubuh biasanyamengunakan glukosa dari karbohidrat sebagai energi. Dalam diet keto, kita tak lagi mengonsumsi karbohirat.
Jadi, energi akan didapatkan dari proses pembakaran lemak.
Baca juga: Kuota Internet Gratis Bagi Pelajar dan Guru Cair September 2021, Cek Kriteria Penerimanya
Hal ini akan meningkatkan metabolisme, menjaga tingkat gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 atau epilepsi.

Namun, diet keto bisa memicu "keto flu", yaitu kumpulan gejala seperti sembelit, susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya.
Keto flu biasanya terjadi saat awal mula kita mempraktikan jenis diet ini.
* Puasa Intermiten
Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jendela makan dalam waktu tertentu.
Nah, salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2.
Dalam metode tersebut, kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari.
Pola diet ini juga terbukti mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk.
Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur.
Baca juga: CARA Mendaftar Vaksinasi Covid-19 secara Online Bisa Pakai HP, Lebih Mudah Tanpa Ribet
* Diet Paleo
Metode diet ini meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan.
Jadi, kita hanya bisa makan buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah.
Namun, riset dari Australia yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi.
Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung.
Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus. (*)