Stres Diduga PPKM Ketua Asosiasi Kafe Coba Akhiri Hidup, Pelik Bos Pempek Usaha Tutup Cicilan Numpuk

Stres diduga karena PPKM membuat Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat berinisial GB mencoba bunuh diri dengan cara melukai diri

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Kuliner Malam membentangkan spanduk saat melakukan aksi pasang bendera putih di Pajak Kedan MMTC, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (24/7/2021). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Medan yang dinilai merugikan pedagang. Foto ilustrasi 

Belakangan diketahui aksi yang dilakukan GB ternyata di luar dugaan sang istri, ER.

ER mengaku kaget atas tindakan sang suami.

"Enggak tahu, saya tidak tahu banget.

Di luar dugaan," ujar ER saat dihubungi, Kamis (5/8/2021), mengutip Tribun Jabar.

ER mengungkap, GB memikul beban berat di tengah aturan PPKM yang terus diperpanjang.

Ia bercerita, usaha pempek milik GB banyak yang tutup.

Pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Kuliner Malam membentangkan spanduk saat melakukan aksi pasang bendera putih di Pajak Kedan MMTC, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (24/7/2021). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Medan yang dinilai merugikan pedagang.
Pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Kuliner Malam membentangkan spanduk saat melakukan aksi pasang bendera putih di Pajak Kedan MMTC, Jalan Williem Iskandar, Medan, Sabtu (24/7/2021). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Medan yang dinilai merugikan pedagang. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Karyawan pun diberhentikan.

Awalnya, GB memiliki 6 cabang usaha pempek.

Selama PPKM Darurat diberlakukan, cabang tersebut terus berkurang hingga tersisa 2 lalu tinggal tersisa 1.

Terlebih, restoran yang kini tersisa berada di area jalan yang ditutup.

"Dari zaman PSBB tinggal dua cabang dari enam, terus dari dua tinggal satu.

Itu lokasinya di penutupan jalan.

Walaupun sekarang solusinya take away,  ada grab dan sebagainya, ya siapa yang mau ke situnya jalan ditutup, driver mana yang mau ngambil," katanya.

Menurut ER,  pendapatan sang suami berkurang hingga 80 persen.

Mereka pun kesulitan membayar sejumlah cicilan.

Baca juga: Pedagang Protes PPKM Level 4, Kompak Pasang Bendera Putih

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved