BERITA SINGAPURA

Masyarakat Singapura Frustasi Pasca Kasus Covid -19 Kembali Melonjak

Frustasi masyarakat Singapura muncul setelah pemerintah setempat kembali memberlakukan pengetatan karena melonjaknya angka Covid-19 di negeri Singa te

(Roslan RAHMAN / AFP)
SINGAPURA - Orang-orang berjalan di sepanjang jembatan penyeberangan di kawasan bisnis keuangan di Singapura pada 25 Juni 2021.(Roslan RAHMAN / AFP) 

Wanita berjuluk 'perempuan kelelawar' karena dedikasinya meneliti virus pada hewan itu selama 16 tahun terakhir tersebut menjadi satu ilmuwan ternama yang menemukan puluhan jenis virus corona di dalam goa kelelawar.

Namanya dikenal karena menjadi sosok pertama yang membongkar genome SARS-Cov-2, ketika pertama terdeteksi di Desember 2019.

Dalam wawancara terbaru, Shi memperingatkan dunia bisa kembali dihantam varian Covid-19 yang lebih mematikan.

"Karena jumlah kasus infeksi terlalu besar, memungkinkan corona untuk bermutasi," katanya kepada media China People's Daily.

Baca juga: Berlibur Seru di Harris Resort Barelang Batam, Ada Kejutan Bagi yang Berulang Tahun di Bulan Agustus

"Varian baru akan terus bermunculan," lanjut Shi, sebagaimana diberitakan Daily Mirror pada Kamis (5/8).

Pernyataan Shi itu muncul setelah beredar klaim varian terbaru akan membunuh lebih dari sepertiga yang terpapar.

Dokumen yang dipublikasikan Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) menyatakan, galur virus corona di masa depan bisa seperti MERS.

Panel yang menjadi penasihat di kala pandemi itu mengatakan, mutasi tersebut dimungkinkan jika virusnya beredar luas.

Adapun, WHO melalui Komite Darurat juga sempat memperingatkan, varian baru Covid-19 yang lebih berbahaya diperkirakan akan menyebar ke seluruh dunia, sehingga lebih sulit untuk menghentikan pandemi.

"Pandemi belum selesai. Kemungkinan kuat munculnya dan penyebaran global varian baru, mungkin lebih berbahaya dari yang dikhawatirkan, bahkan bisa lebih menantang untuk dikendalikan," kata komite itu, dikutip dari AFP.

"Pandemi tetap menjadi tantangan secara global, dengan negara-negara menavigasi tuntutan kesehatan, ekonomi, dan sosial yang berbeda," lanjut Komite Darurat WHO.

"Negara-negara dengan akses lanjutan ke vaksin dan sistem kesehatan yang memiliki sumber daya yang baik berada di bawah tekanan untuk membuka kembali kehidupan masyarakat mereka sepenuhnya. Di sisi lain, Negara-negara dengan akses terbatas ke vaksin mengalami gelombang infeksi baru, melihat tergerusnya kepercayaan publik, (dan) meningkatnya kesulitan ekonomi, serta dalam beberapa kasus meningkatkan kerusuhan sosial."

WHO : tren varian baru mengkhawatirkan

Ketua Komite Darurat WHO, Didier Houssin mengakui, tren baru-baru ini mengkhawatirkan. "Selama 1,5 tahun setelah WHO pertama kali menyatakan Darurat Kesehatan Masyarakat Perhatian Internasional (PHEIC) sebagai tingkat kewaspadaan tertinggi, kami masih mengejar virus ini dan virus masih mengejar kita," ucapnya.

Untuk saat ini, empat varian Covid-19 mendominasi pandemi global, yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan terutama varian Delta yang menyebar cepat. Akan tetapi, komite memperingatkan, yang lebih buruk bisa terjadi di depan.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved