BERITA SINGAPURA

Masyarakat Singapura Frustasi Pasca Kasus Covid -19 Kembali Melonjak

Frustasi masyarakat Singapura muncul setelah pemerintah setempat kembali memberlakukan pengetatan karena melonjaknya angka Covid-19 di negeri Singa te

(Roslan RAHMAN / AFP)
SINGAPURA - Orang-orang berjalan di sepanjang jembatan penyeberangan di kawasan bisnis keuangan di Singapura pada 25 Juni 2021.(Roslan RAHMAN / AFP) 

Para ahli mengatakan, sebagai akibatnya banyak negara menerapkan kebijakan yang semakin berbeda dalam menangani kebutuhan nasional, sehingga menghambat pendekatan yang selaras untuk respons penanganan global.

"Penggunaan masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan, dan peningkatan ventilasi ruang dalam ruangan tetap menjadi kunci untuk mengurangi penularan."

Para pakar juga menekankan kebutuhan memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada September, dan pembagian vaksin antara negara kaya dan negara miskin.

"Banyak negara sekarang telah memvaksinasi populasi prioritas mereka, direkomendasikan bahwa dosis harus dibagi dengan negara-negara yang memiliki akses terbatas sebelum memperluas program vaksinasi nasional ke kelompok berisiko rendah."

Baca juga: Bisa Pesan via GoFood, Chatime Beri Potongan Harga untuk Menu Favorit

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus sempat menyatakan, angka kematian pandemi yang memburuk dan tingkat infeksi yang cepat didorong oleh varian Delta yang sangat menular, yang dianggap lebih mematikan daripada jenis virus corona asli.

Menurut dia, varian Delta sejauh ini terdeteksi di setidaknya 132 negara, dan telah meningkatkan infeksi covid-19 secara global sebesar 80 persen dalam empat minggu terakhir pada Juli.

Tedros menyebut distribusi global vaksin tidak adil. WHO bahkan menyerukan moratorium suntikan booster vaksin covid-19 setidaknya hingga akhir September 2021.

Melansir Al Jazeera, rencana itu dimaksudkan untuk memungkinkan setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara di dunia divaksinasi.

“Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global dan menggunakan lebih banyak lagi," ucap Tedros. (*)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved