BERITA MALAYSIA

Anwar Ibrahim Ungkap Kesepakatan dengan Raja Malaysia setelah PM Muhyiddin Yassin Mundur

Anwar Ibrahim mengungkap hasil pertemuan dengan Raja Malaysia setelah Muhyiddin Yassin mundur dari jabatan Perdana Menteri

Arif KARTONO / AFP
Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim (tengah) memberi isyarat di luar Istana Nasional setelah bertemu dengan Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah di Kuala Lumpur pada 17 Agustus 2021. 

MALAYSIA, TRIBUNBATAM.id - Pemimpin oposisi Datuk Seri Anwar Ibrahim mengungkap hasil pertemuan dengan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.

Pertemuan berlangsung menyusul langkah Muhyiddin Yassin mundur dari Perdana Menteri Malaysia.

Raja Malaysia kemudian mengumpulkan petinggi partai politik termasuk Anwar Ibrahim untuk membahas krisis politik di Malaysia.

Langkah ini penting dilakukan karena Malaysia tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Anwar Ibrahim mengatakan, partai politik telah menyepakati lanskap politik baru yang lebih damai dan menyegarkan untuk menghadapi Covid-19, kata

Dia mengatakan seluruh pemimpin partai politik sepakat bekerja sama mengatasi pandemi Covid-19, setelah pertemuan dua jam dengan

Anggota parlemen Port Dickson itu mengatakan, kerja sama itu disetujui oleh seluruh pimpinan partai politik yang hadir dalam audiensi dengan Raja di Istana Negara hari ini, yang dimulai pukul 14.00.

Baca juga: Bursa Calon Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim vs Ismail Sabri Yaakob

Baca juga: Siapa Perdana Menteri Malaysia Pengganti Muhyiddin Yassin? Dukungan ke Anwar Ibrahim Menguat

“Semua orang telah berbagi pandangan mereka, dan telah ada konsensus untuk menghentikan cara-cara politik lama yang membosankan. Lanskap politik baru harus fokus pada pembangunan.

"Masalahnya bukan hanya penunjukan perdana menteri baru, tapi Raja dan wakilnya (Sultan Nazrin Muizzuddin Shah) ingin membentuk lanskap politik baru yang lebih damai dan menyegarkan," katanya  dilansir News Strait Times.

Turut hadir pada konferensi pers dadakan itu adalah Sekretaris Jenderal DAP Lim Guan Eng dan Presiden Parti Amanah Negara Mohamad Sabu.

Sebelumnya, Presiden Anwar, Lim, Mohamad dan Parti Pejuang Tanah Air Datuk Seri Muhkriz Mahathir, presiden UMNO Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi dan wakil presiden Pas Datuk Seri Tuan Ibrahim Tuan Man diberikan audiensi dengan Raja.

Dalam pertemuan tersebut, kata Anwar, Raja berpesan kepada seluruh pimpinan partai untuk bersatu padu menyikapi pandemi Covid-19 dan krisis konstitusi yang dihadapi bangsa saat ini.

"Bagi mereka yang memperoleh mayoritas (angka) untuk menjadi perdana menteri, mereka tidak harus mengambilnya pada mereka yang kalah," katanya.

Krisis Politik

Pengunduran diri Tan Sri Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri kemarin bukanlah akhir dari ketidakpastian politik di tanah air, kata Gerakan.

Presiden Gerakan Datuk Dr Dominic Lau mengatakan pertanyaan tentang siapa yang akan menjadi penerus Muhyiddin akan datang dengan beberapa gesekan politik.

"Dengan kepergian Muhyiddin dan kabinetnya, siapa yang akan menjadi perdana menteri baru kita? Setelah 'bekerja sama' untuk menggulingkan Muhyiddin, saya yakin partai-partai politik ini tidak akan puas dengan tujuan ini saja.

"Paruh pertama pertempuran politik ini baru saja berakhir dan babak kedua akan segera dimulai. Setiap pemimpin partai memiliki mimpinya sendiri untuk menjadi perdana menteri.

"Tetapi pada akhirnya, jika tidak ada kompromi dan konsensus, negara akan jatuh ke dalam periode anarki dan rakyat kita akan paling dirugikan."

Lau juga berterima kasih kepada Muhyiddin atas upayanya dalam memerangi pandemi Covid-19 sejak hampir hari pertama masa jabatannya.

Saat melakukan itu, dia mengatakan Muhyiddin harus menghadapi seruan dan serangan terus-menerus dari lawan politik.

"Untuk negara dengan sedikit pengalaman dalam memerangi epidemi seperti kita, saya tidak bisa mengatakan dia memiliki rekor terbaik.

“Tapi saya yakin kita akan melihat secara bertahap perubahan yang dibawa oleh Program Imunisasi Nasional Covid-19 dan Rencana Pemulihan Nasional yang dia usulkan dalam waktu dekat.

"Kami di sini untuk mengucapkan terima kasih yang tulus atas kontribusinya untuk Malaysia," kata Lau.

Perdana Menteri Sementara

Muhyiddin Yassin ditunjuk sebagai Perdana Menteri sementara Malaysia, setelah pengunduran dirinya diterima oleh Raja pada Senin (16 Agustus).

Pernyataan yang dikeluarkan oleh Istana Nasional menyebutkan, Raja Malaysia telah menerima surat pengunduran diri dari Muhyiddin dan seluruh Kabinet yang berlaku mulai Senin.

"Setelah pengunduran dirinya, Yang Mulia telah setuju bahwa Yang Terhormat Tan Sri Mahiaddin bin Md Yasin akan menjabat sebagai perdana menteri sementara sampai perdana menteri baru ditunjuk," bunyi pernyataan Istana Nasional, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Menteri Sains Malaysia ungkap kabinet PM Muhyiddin telah ajukan pengunduran diri

Sebelumnya, Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Khairy Jamaluddin menulis di Instagram: "Kabinet telah mengajukan pengunduran diri kami kepada Agong. Terima kasih atas kesempatan untuk, sekali lagi, melayani bangsa. Semoga Tuhan memberkati Malaysia".

Sedang Menteri Senior Hishammuddin Hussein men-tweet: "Merupakan suatu kehormatan dan hak istimewa untuk melayani negara kita tercinta dan rakyatnya".

Pada Senin pagi, Muhyiddin memimpin rapat Kabinet, sebelum melanjutkan audiensi kerajaan dengan Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.(tribunbatam)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved