HUMAN INTEREST

KISAH Putri Nur Azhima, Hingga Terpilih Jadi Pembawa Baki Saat Upacara HUT RI ke 76 di Pemprov Kepri

Putri Nur Azhima, gadis kelahiran Karimun 24 Februari 2005 terpilih jadi pembawa baki paskibraka saat upacara Kemerdekaan ke 76 RI di Pemprov Kepri

Penulis: Yeni Hartati |
TRIBUNBATAM.id/Yeni Hartati
Putri Nur Azhima, asal SMA Negeri 2 Kabupaten Karimun yang membawa baki saat upacara Kemerdekaan Republik Indonesia di Pemprov. 

KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Putri Nur Azhima, gadis kelahiran Karimun 24 Februari 2005 terpilih jadi pembawa baki paskibraka saat upacara Kemerdekaan ke 76 Republik Indonesia di Pemprov Kepri.

Ia merupakan anak berprestasi yang berasal dari Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Tidak hanya Putri yang mengharumkan nama Kabupaten Karimun.

Ia berjuang bersama delapan orang temannya namun yang berhasil lulus tersisa lima orang.

Putri merupakan siswa SMA Negeri 2 Karimun yang berhasil terpilih membawa baki paskibraka di Pemprov lalu, dari banyaknya siswa utusan setiap Kabupaten.

Menurutnya menjadi pembawa baki adalah sebuah cita-citanya sejak kecil, hingga cita-cita itu terwujud justru ia tak menyangka.

"Seleksi yang panjang dari sekolah, kabupaten, hingga provinsi. Alhamdulillah tepat di tanggal 4 Agustus langsung diklat," ucap Putri Nur Azhima.

Latihan demi latihan dengan penuh semangat pantang menyerah hingga akhirnya membuahkan hasil yang maksimal dalam mewujudkan sebuah cita-citanya sejak kecil.

Baca juga: WARNING BMKG - Hujan Turun Secara Menyeluruh, Warga Batam Diminta Waspadai Potensi Cuaca Buruk  

"Prosesnya dimulai pra diklat dari Kabupaten tepat sebulan sebelum hari H atau bulan Juli, dan di latih di lapangan lingkungan kantor bupati," tambahnya.

Tak di pungkiri selama latihan kurang lebih sebulan, adanya kesulitan di setiap latihan.

Namun hal itu tak membuatnya menyerah ia tetap bersemangat.

"Alhamdulillah, kami mendapat pelatih-pelatih yang luar biasa. Dan suatu kebanggaan bisa membawa baki padahal Putri merasa kawan-kawan dari Kabupaten lain banyak yang lebih baik dibanding Putri," terangnya.

Demi mewujudkan sebuah cita-cita, ada derai air mata yang ia keluarkan demi sebuah pengorbanan.

Saat menjalani pendidikan di Provinsi ia justru kehilangan sosok Ayah kandung.

Tentunya terpukul antara mewujudkan sebuah mimpi dan ingin pulang ke Karimun demi melihat detik terakhir kalinya menemui sang Ayah yang telah merawatnya dari kecil hingga menjadi gadis yang kini telah tumbuh remaja di usia 16 tahun.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved