WAWANCARA EKSKLUSIF

Pro Kontra Sekolah Tatap Muka saat Pandemi Covid-19 di Kepri

Belajar tatap muka di sekolah diketahui masih menjadi pro kontra di Kepri. Berikut wawancara eksklusif sejumlah pihak terkait hal ini.

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Febriyuanda
News Webilog Tribun Batam dengan tema Pro Kontra Sekolah Tatap Muka di Kepri, Sabtu (21/8/2021). 

KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Proses belajar tatap muka di sekolah mulai berlaku pada sejumlah daerah di Provinsi Kepri.

Seperti Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Natuna yang telah melaksanakan belajar tatap muka di sekolah.

Namun tidak semua daerah yang diizinkan untuk memberlakukan belajar tatap muka di sekolah, terlebih saat situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Hal tersebut karena masih melihat bagaimana perkembangan situasi covid-19 di Kepri.

Dalam News Webilog Tribun Batam, tentang 'Pro Kontra Sekolah Tatap Muka di Kepri', Kadisdik Kepri Muhammad Dali, Kadisdik Kabupaten Natuna Suherman dan Juru Bicara atau Jubir Satgas Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana dihadirkan dalam wawancara eksklusif ini.

Berikut petikan wawancara eksklusif pada Sabtu (21/8) siang:

Keterangan, Tribun Batam= TB, Suherman = S, Muhammad Dali= MD, Tjetjep Yudiana= TY.

TB: Selamat bertemu, salam sehat pak Suherman.

Selain Lingga, Natuna juga sudah memberlakukan sekolah tatap muka. Apa kira-kira pertimbangannya?

S: Tentu yang menjadi dasar kami dalam sekolah tatap muka yaitu Peraturan Mendagri nomor 32 tahun 2021.

Terhitung sejak Jumat, tanggal 13 tadi, terhitung Sabtu ini sudah 9 hari, sekolah tatap muka sudah diberlakukan di Natuna.

Ini melibatkan semua PAUD, SD, SMP, MI, dan MA se-Kabupaten Natuna, dan saya lihat juga SMA dan SMK juga sudah mulai.

Beberapa waktu lalu ada anak atau siswa yang demam di beberapa wilayah.

Namun Alhamdulillah, setelah ditracing satu kelas itu hasilnya negatif Covid-19.

Kami belum menutup satu sekolah, kami hanya melihat perkembangan saja.

Kalau hasil tracing satu orang saja, maka yang demam itu saja yang akan kami istirahatkan di rumah selama 14 hari ke depan.

Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang Kawal Uji Coba Belajar Tatap Muka saat Pandemi Covid-19

Baca juga: Vaksinasi Jadi Syarat Belajar Tatap Muka, Ini Respons Orang Tua Siswa di Batam

Hari pertama belajar tatap muka di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, Jumat (13/8/2021).
Hari pertama belajar tatap muka di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, Jumat (13/8/2021). (TribunBatam.id/Kontributor Natuna/Wina)

Dari persiapan, dari data periksa dari semua sekolah telah mengatakan siap untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka.

Walaupun ada beberapa siswa yang positif Covid-19 kemarin, namun orangtua masih mendukung dan tidak meminta untuk menutup sekolah tatap muka.

Artinya masyarakat sangat mendambakan, sangat menginginkan proses pembelajaran tatap muka.

Itu yang terpenting pada kesiapan orangtua, harus sangat-sangat diprihatikan. Jangan sampai anak yang demam, diizinkan masuk ke sekolah.

Ini yang diperlukan oleh peran orangtua, harus dipastikan betul, anak yang akan ke sekolah itu harus sehat.

Peran guru juga harus disiplin, jangan sampai anak yang demam bisa masuk ke sekolah. Untuk guru yang mengecek suhu tubuh anak, saat pagi.

Orangtua juga berhak untuk tidak mengizinkan anaknya ke sekolah.

Walaupun sudah dilakukan sudah dilakukan sekolah tatap muka, tapi jika orangtua tidak yakin, orang tua juga diberikan hak untuk tidak memberikan izin anaknya untuk melaksanakan sekolah tatap muka.

TB: Nah berati tidak ada pro dan kontra antara Pemkab Natuna dan orangtua.

Lantas bagaimana alur saat anak di sekolah, mulai anak masuk di pintu gerbang, di dalam ruangan, hingga mereka pulang ke rumah?

S= Kita tahu ini adalah pembelajaran tatap muka terbatas, artinya tidak semua anak yang masuk di sekolah. Jadi sudah diatur harinya untuk masuk.

Dalam SKB, anak-anak yang sekolah itu tidak boleh lebih dari 50 persen. Jadi rombongan belajar ini dibagi dua, tidak lebih dari 18 anak yang ada di ruangan.

Dan kantin juga tidak boleh buka. Anak-anak juga di dalam kelas diatur jaraknya, kira-kira 1 meter lebih antara yang satu dengan yang lain.

Baca juga: Belajar Tatap Muka di Anambas, Siswa SMP 3 Putik Bahagia ke Sekolah

Baca juga: Disdik Bintan Bakal Buka Belajar Tatap Muka pada Rabu 25 Agustus 2021

TB: kita ke pak Muhammad Dali. Katanya sekolah tatap muka bagi SMA di Kepri masih belum diberlakukan, itu bagaimana pertimbangan dari pihak pihak provinsi sendiri?

MD= Sebenarnya dalam SKB 4 Menteri ini tidak ada pro dan kontra. Jadi situasi saat ini, kita berpedoman pada PPKM.

Di data terakhir, bahwa di tanggal 20 Agustus rilisnya semua Kabupaten berada pada posisi orange, jadi risiko sedang.

Oleh sebab itu, sebenarnya sudah boleh pembelajaran tatap muka sejak tanggal 13 Agustus.

Namun, kemarin pak Gubernur Kepri menyampaikan, bahwa saat ini kasus turun naik atau berada pada posisi yang labil.

Jadi pembelajaran tatap muka ini dirindukan oleh semua pihak.

Jangankan anak-anak, guru juga merindukan untuk tatap muka.

Kami juga rindu dengan anak-anak, ketika Monev datang ke sekolah, anak-anak tidak ada.

Akan tetapi ini karena masalah pandemi Covid-19, jadi lebih mengutamakan keselamatan.

TB: Kita beralih ke pak Tjetjep Yudiana, dengar-dengar Gubernur masih belum menginginkan sekolah tatap muka.

Bagaimana pertimbangannya?

TY= Selain aspek administrasi, aspek pemahaman menurut beliau (Gubernur Kepri-red) adalah hal yang paling penting.

Sebanyak 122 sekolah SD di Batam sudah mulai belajar tatap muka di sekolah, hari ini, Senin (22/3/2021).
Sebanyak 122 sekolah SD di Batam sudah mulai belajar tatap muka di sekolah, hari ini, Senin (22/3/2021). (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Siantury)

Apakah guru ini sudah memahami bagaimana mekanisme penularan dan pencegahannya.

Bukan hanya guru, murid-murid juga harus sudah memahami.

Demikian juga orangtua apakah betul-betul sudah dipahami.

Kemudian aspek teknis. Di sekolah itu harus ada gugus tugas murid atau lebih kecil gugus tugas murid.

Mereka inilah yang benar-benar mau dan siap, memberikan peringatan dan menegor kepada teman-temannya.

Kemudian, guru-guru ini harus dipastikan sudah 100 persen divaksin dan 100 persen sudah diantigen, untuk memberikan kepercayaan kepada kepada orang tua.

Tidak usah khawatir, di Dinas Kesehatan sudah ada 200 ribu test antigen.

Dalam SKB sudah jelah bahwa di kelas hanya 18 murid dan satu meja hanya untuk satu orang.

Kemudian jam pelajaran tidak usah full dan tidak seluruh pelajaran untuk dilakukan tatap muka.

Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang Cek Kesiapan Belajar Tatap Muka Bersama Kepala Sekolah

Baca juga: Belajar Tatap Muka Hari Pertama di Natuna, Sekolah Kawal Protokol Kesehatan Ketat

Jadi dilihat materi yang diperlukan untuk tatap muka dan mana yang tidak diperlukan.

Selanjutnya betul kata Pak Suherman, kantin harus ditutup, setidaknya anak-anak dibekali dari rumah oleh orang tua.

Ketika makan di sekolah pun ada mekanisme untuk jaga jaraknya.

Ini harus dipahami oleh orangtua maupun murid.

Kemudian fasilitas, cuci tangan wajib ada. Jadi sebelum makan cuci tangan dulu dan sesudah makan cuci tangan lagi.

Masker juga harus wajib dibekali oleh orang tua dan sekolah harus ada masker. Vaksin bagi 12 tahun ke atas wajib. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Wawancara Eksklusif

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved