BINTAN TERKINI
Mengenal Pulau Tambelan, Pulau di Kepri Heboh Dijual Rp 1,4 Triliun Hingga Viral
Berikut ini diulas sekilas mengenai Pulau Tambelan yang heboh karena dijual Rp 1,4 triliun pada media sosial.
Hal tersebut disampaikan oleh Bulhaji, Kepala Desa Batu Lepok, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan.
“sekarang kalua mau ke tambelan sudah enak, karena sekarang sudah ada kapal RoRo, Sabuk, pesawat Susi Airline,” kata Bulhaji kepada TribunBatam.id, melalui sambungan telepon, Sabtu (28/8/2021)
Menurutnya, sebelum 2010 masyarakat di sana menggunakan KM Trigas, kapal kargo yang tidak layak untuk dijadikan kapal penumpang yang jadwalnya keberangkatan cuma 10 hari sekali.
Sementara itu, menurut informasi yang diterima Tribunbatam.id, pada Era tahun 1970 an- hingga 2010, jika ingin menggunakan jalur alternatif selain kapal laut, masyarakat Tambelan biasanya menumpang kapal ikan yang menampung ikan dari nelayan, kemudian dijual di Tanjungpinang, bahkan ikan dari Tambelan dijual sampai ke Singapura.
Jauhnya Tambelan dari pusat pemerintahan, menyebabkan jarang dikunjungi pejabat.
Bisa dikatakan, setahun sekali bupati berkunjung ke sana untuk menemui masyarakat.
PUNYA Peran Penting
Masih seputar Pulau Tambelan yang sempat viral di media social beberapa waktu lalu.
Ternyata Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan memiliki peranan penting dan andil besar dalam sejarah Kerajaan Johor Riau.
Pasalnya, Kecamatan terpencil di Bintan itu pernah menjadi pusat pemerintahan Johor Riau di masa Sultan Johor VII Sultan Abdullah Ma'ayat Syah ketika dalam pelarian dari Lingga. Sultan mangkat di Tambelan dan dikebumikan di sana.
Tambelan pernah disinggahi dan tempat mukim rombongan Sultan Johor VII Sultan Abdullah Ma'ayat Syah tiba di kecamatan yang memiliki 72 pulau besar dan kecil itu, mereka menyebut nama Tambelan dengan Pulau Sabda. Sabda diartikan perkataan atau perintah.
Pasalnya dari Tambelan, Sultan memimpin Kerajaan Johor ketika dalam pelarian. Sehingga seluruh sabda dan kebijakan kerajaan dikendalikan dari Tambelan.
Saat Sultan menetap di Tambelan bersama Raja Bujang yang nantinya menjadi Sultan Johor menggantikan Ma'ayat Shah.
Jumlah rombongan ketika itu diperkirakan ratusan orang. Buktinya dalam catatan Belanda dagh register 1624-1629 di buku King off Johor yang ditulis Leonard Y Andarya, ketika Sultan sudah wafat sekitar tahun 1623 dan dikebumikan di sana, rombongan yang ditinggal Sultan, termasuk di dalamnya Putri Jambi kembali ke Jambi dengan menggunakan 500 perahu.
Baca juga: Reaksi Gubernur Kepri, Pulau Tambelan Bintan Dijual: Sangat Tidak Mungkin Terjadi
Baca juga: Syarat Terbang Tanjungpinang-Tambelan Kini Wajib Tes PCR, Warga: Lebih Mahal Biaya Tes PCR
Jumlah 500 perahu bukan jumlah yang sedikit. Bisa mengangkut ribuan orang. Sayangnya tak ada literatur yang memastikan jumlah rombongan ketika itu.