Perahu Diduga Cagar Budaya Ditemukan di Lingga, Arkeolog Sumatera Utara Lakukan Penelitian

Arkeolog Sumatera Utara, Stanov Purnawibowo mengatakan, perahu diduga cagar budaya di Lingga itu memiliki usia tidak terlalu tua

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Tim Dinas Kebudayaan Lingga bersama Arkeolog Sumatera Utara dan masyarakat setempat berfoto di samping perahu diduga cagar budaya di Pantai Sebangka, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Kamis (26/8/2021) 

Saat ini pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari Arkeologi Sumut.

Hal itu terkait pengambilan data dan sampel untuk analisa laboratorimun dan analisa morfologi guna mengetahui jenis kayu, pelapisan, serta usia kayu.

"Tapi jika dilihat ini memang suatu temuan yang mungkin unik ya untuk di Kabupaten Lingga," ucapnya.

"Ini masih dugaan, masih mengumpulkan data-data," sambungnya.

Dari pembahasan pihak Arkeolog Sumut, Lazuardy menjelaskan, selama mereka mengadakan penelitian, belum pernah melihat jenis perahu seperti itu.

Pihaknya pun memprediksikan bahwa itu merupakan alat transportasi Nusantara.

"Hanya jenis perahu itu yang baru mereka temukan di Kabupaten Lingga, dari seluruh tempat-tempat se-Indonesia yang pernah diteliti. Yang bentuk seperti ini, baru kali inilah mereka menemukannya," jelas Lazuardy.

Lazuardi semakin memperkuat dugaan cagar budaya tersebut, karena jenis perahu itu tidak pernah ditemukan lagi di zaman sekarang.

"Jangankan perahu panjang itu, Jongkong saja sudah jarang dibuat orang lagi. Karena bahan bakunya di zaman sekarang sudah mulai susah," ucapnya.

Lazuardy pun menerangkan, dari informasi yang beredar perahu tersebut diduga digunakan untuk membawa barang logistik, sebagai transportasi air, dan banyak lagi perkiraan masyarakat.

"Apakah itu dipakai untuk tentara sultan, itu masih perkiraan atau dugaan," ujarnya.

"Kalau memang diisi untuk orang, mungkin 10 sampai 15 orang bisa muat," tambahnya.

Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Utara, Stanov Purnawibowo mengatakan, bahwa Jelo yang terbenam di pulau Sebangka itu memiliki usia tidak terlalu tua.

Meskipun hampir keseluruhan material perahu dibuat menggunakan kayu utuh dan ada jejak cadik.

“Tapi karakteristiknya perahu Nusantara, ada banyak pasak dan jejak cadik. Dari analisis morfologi, struktur kayu dari depan (haluan) ada penambahan materal kayu untuk penguat struktur, untuk mecah gelombang,” kata Stanov.

(TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Lingga

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved