9 Varian Virus Corona, Varian Mu Hasil Mutasi Terbaru, Lebih Bahaya Mana?

Virus corona atau Covid-19 terus bermutasi dan memunculkan varian baru yang saat ini ada 9 jenis terbagi ke variant of concern & variant of interest

ISTIMEWA
9 Varian Virus Corona, Varian Mu Hasil Mutasi Terbaru, Lebih Bahaya Mana? Foto ilustrasi gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus coronavirus yang menyebabkan Covid-19 

TRIBUNBATAM.id - Virus corona atau Covid-19 terus bermutasi dan memunculkan varian baru.

Setidaknya kini sudah ada 9 jenis mutasi virus corona yang terbagi dalam variant of concern dan variant of interest.

Adapun yang terbaru adalah varian Mu, yang saat ini sedang dipantau Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Varian Mu yang secara ilmiah dikenal sebagai B.1.621 dan diklasifikasikan sebagai variant of interest (VOI), pertama kali terdeteksi di Kolombia pada awal tahun 2021.

Varian Mu juga dilaporkan telah terdeteksi di negara-negara seperti Amerika Selatan (AS) dan Eropa.

Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 dilaporkan bermutasi dari waktu ke waktu.

Mengutip Channel News Asia, WHO menjelaskan varian itu memiliki mutasi yang menunjukkan risiko resistensi terhadap vaksin, dan menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahaminya.

Baca juga: Ramai Twet Covid-22, Lebih Ganas dari Varian Delta? Pakar Kesehatan Buka Suara

Baca juga: FAKTA Terbaru Tentang Virus Covid-19 Varian Delta dari Analisis Ahli Kesehatan

"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan," kata WHO, Selasa (31/8/2021) dalam buletin pandemi mingguannya.

Sebelumnya kekhawatiran dalam penanganan pandemi dunia timbul setelah merebaknya varian Delta.

Varian ini memberikan dampak infeksi parah hingga kematian serta menghambat keampuhan vaksin.

Novel Corona Virus dinamain Covid-19 oleh WHO
Novel Corona Virus dinamain Covid-19 oleh WHO (istimewa)

Dengan terdeteksinya vasian Mu membuat sudah ada lima variants of interest yang antara lain:

1. Eta, pertama kali terdeteksi di beberapa negara pada Desember 2020

2. Lota, pertama kali terdeteksi di AS pada November 2020

3. Kappa, pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020

4. Lambda, pertama kali terdeteksi di Peru pada Desember 2020

5. Mu, pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021

Sedangkan empat variants of concern yang dinilai berpotensi memperburuk pandemi adalah:

1. Alpha, pertama kali terdeteksi di Inggris pada September 2020

2. Beta, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Mei 2020

3. Gamma, pertama kali terdeteksi di Brasil pada November 2020

4. Delta, pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020

Baca juga: Varian Mu: Mutasi Terbaru Covid-19, Apa Bedanya dengan Delta? Simak 7 Cara Pencegahan Virus Corona

Jumlah varian SARS-CoV-2 diperkirakan akan berubah seiring waktu, karena semakin banyak virus menyebar, maka akan semakin banyak peluang untuk bermutasi.

Dr Griffin, seorang ahli penyakit menular dari Mater Health Services dan University of Queensland mengatakan, bahwa cara terbaik untuk membatasi mutasi virus adalah dengan membatasi penyebarannya.

"Semakin banyak orang yang divaksinasi, semakin sedikit inang yang memungkinkan virus dapat terus hidup dan menjalani evolusi, serta menjadi lebih kuat," katanya.

Apa itu varian Mu?

Varian Mu dari Covid-19 yang juga dikenal sebagai varian B.1.621 pertama kali terdeteksi di Kolombia pada bulan Januari, dan sekarang telah terdaftar sebagai salah satu dari lima variants of interest yang dikategorikan oleh WHO.

Itu berarti, bahwa sementara WHO menganggapnya layak untuk pemantauan khusus.

Varian Mu dipandang sebagai masalah potensial yang lebih kecil daripada strain Delta atau Alpha dari virus SARS-CoV-2, yang telah ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian (variants of concern) karena virulensinya yang meningkat.

Ini adalah varian pertama yang masuk dalam kategori variants of interest yang ditambahkan ke daftar sejak Juni, ketika varian Lambda dimasukkan dalam daftar.

Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus coronavirus yang menyebabkan COVID-19
Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus coronavirus yang menyebabkan COVID-19 (ISTIMEWA)

Melansir ABC News, menurut laporan epidemiologi terbaru WHO, varian Mu telah terdaftar sebagai varian "menarik", karena memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan, yang perlu dipelajari lebih lanjut.

Paul Griffin, seorang ahli penyakit menular dari Mater Health Services dan University of Queensland, mengatakan para ahli kesehatan terus-menerus mencari varian yang mungkin lebih mudah menginfeksi orang yang divaksinasi, melalui mutasi pada protein lonjakan virus.

"Jika protein lonjakan itu berubah secara signifikan, maka pasti ada potensi vaksin Covid-19 bekerja kurang baik," katanya.

"Kami pikir akan ada waktu di mana itu menjadi sangat mungkin, tetapi kami belum benar-benar melihatnya," imbuh Griffin, seperti dikutip dari Kompas.com.

WHO menekankan, bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek varian Mu, tetapi Dr Griffin mengatakan, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Mu cocok sebagai varian pelarian.

Menurut WHO, prevalensi varian Mu dalam infeksi Covid-19 global sebenarnya telah menurun sejak pertama kali terdeteksi, namun prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten meningkat.

Varian ini menyumbang kurang dari 0,1 persen dari semua infeksi Covid-19 global, tetapi wabah B.1.621 juga telah dilaporkan di beberapa bagian AS dan Eropa.

Baca juga: Virus Covid-19 Varian Delta Hantui Wuhan, 12 Juta Warga Jalani Tes

Kebal vaksin Covid-19?

Laporan epidemiologi WHO mengatakan, bahwa data awal menunjukkan varian Mu tampaknya lebih resisten terhadap antibodi.

Tapi Dr Griffin mengatakan, tes laboratorium itu tidak memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana kekebalan manusia bekerja di dunia nyata.

"Studi penetralisir itu sangat berguna, karena cukup mudah dilakukan dan cukup cepat, tetapi itu hanyalah bagian dari cerita, bukan keseluruhan cerita," katanya.

Video dirilis dokter tunjukkan kondisi paru-paru pasien Covid-19 yang awalnya sehat
Video dirilis dokter tunjukkan kondisi paru-paru pasien Covid-19 yang awalnya sehat (YouTube)

"Kita perlu melihatnya secara klinis.

Sehingga, di dunia nyata, kita akan melihat apakah ada perubahan sifat, yang berarti vaksin benar-benar kehilangan kemanjurannya."

WHO juga menjelaskan, bahwa ini perlu diselidiki lebih lanjut dan Dr Griffin mengimbau agar warga Australia tak terlalu khawatir terhadap varian Mu.

Baca juga: Varian Delta Kagetkan China, Jutaan Penduduk Terkunci, Beijing Sempat Pamer Berhasil Lawan Corona

Baca juga: Ditemukan Varian Baru Covid-19 di Batam, Wawako Minta Warga Batam Tingkatkan Kewaspadaan

Baca juga: Covid-19 Varian Delta di China Meningkat Lagi

.

.

.

(TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved