LINGGA TERKINI

Pasca Temuan Perahu Diduga Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan Lingga Dapat 'Izin' Bupati

Bupati Lingga, Muhammad Nizar mendukung penuh upaya perlindungan benda cagar budaya di Lingga.Kepada Dinas Kebudayaan diberi kesempatan observasi

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Bupati Lingga, Muhammad Nizar terima kunjungan dari Dinas Kebudayaan Lingga dan Arkeolog Sumatera Utara. Pertemuan membahas penyerahan perahu diduga cagar budaya yang ditemukan di Lingga 

Menurutnya, hasil dari penemuan dan penelitian ini merupakan suatu prestasi.

Apalagi Kabupaten Lingga, dilihat dari kilas balik rentetan sejarah yang cukup panjang merupakan jalur lalu lintas dagang yang diperkirakan cukup padat.

Nizar juga yakin, masih banyak benda cagar budaya yang terbenam di dasar laut. Hal itu perlu menjadi perhatian bersama, dalam pengembangan benda cagar budaya.

"Pemerintah daerah sangat mendukung, membuka laluan itu kepada dinas teknis agar intern berkoordinasi dengan rekan-rekan dari Balai Kajian, baik itu Balai Arkeologi Sumatera Utara, maupun balai kajian lainnya, yang memang tupoksi pengkajiannya meliputi daerah kita," jelas Bupati.

Kepada Dinas Kebudayaan, Nizar mengatakan pemerintah daerah memberikan kesempatan untuk berobservasi.

Dan diharapkan benar-benar serius dalam upaya pengembangan benda-benda cagar budaya.

"Jadi intinya memang kita memberi kalian itu supaya memang nanti menghasilkan nilai yang plus untuk kabupaten kita," ucapnya.

Sementara itu, Stanov Purnawibowo M.A dari Balai Arkeologi Sumatera Utara mengatakan, selain rencana penyerahan, pihaknya juga berkoordinasi terkait rencana penelitian atau observasi pada dua lokasi.

Ada pun dua lokasi tersebut, yakni perairan Desa Suak Buaya, Kecamatan Posek, dan di Perairan Batu Belubang, Kecamatan Bakung Serumpun pada Jumat ini, 3-12 September 2021 mendatang.

Ia menjelaskan pihaknya untuk saat ini memang tengah fokus melakukan penelitian di Lingga.

Terhitung sejak tanggal 21 Agustus lalu hingga tanggal 13 September mendatang, dengan jumlah lebih kurang 15 orang tenaga peneliti.

"Kami mohon restulah dari pak Bupati, karena memang fokus kami itu ke maritim pada benda-benda cagar budaya di perairan, memang berisiko," jelas dia.

Perahu atau jelo yang akan diserahkan itu menurut Stanov Purnawibowo memiliki usia tidak terlalu tua.

Meskipun hampir keseluruhan material perahu dibuat menggunakan kayu utuh dan ada jejak cadik, tetapi pada proses penelitian ditemukan komponen logam untuk pasak.

"Kita prediksikan secara teknologi ini tidak terlalu tua. Tapi karakteristiknya perahu Nusantara, ada banyak pasak dan jejak cadik," kata Stanov.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved