CORONA KEPRI

HAKLI Ungkap Hasil Riset Limbah B3 Pasien Covid-19 Khususnya Pasien Isoman, Bisa Picu Gelombang Baru

Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia bahkan telah melakukan riset dan pemetaan tentang kesehatan lingkungan pada warga yang isoman saat PPKM.

Penulis: Beres Lumbantobing |
TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Konferensi Pers HAKLI melalui zoom meeting. - Dirjen Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI - Ketua Umum HAKLI 

Kuisioner diisi oleh 2.095 Tenaga Sanitasi Lingkungan dari 3.730 Puskesmas yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali.

Dalam pemetaan yang terselenggara, Ketua Umum HAKLI memperoleh beberapa fakta upaya kesehatan lingkungan pada masyarakat isolasi mandiri dalam penanggulangan penyebarluasan COVID-19 sebagai berikut :

1. Sebesar 32 persen isolasi mandiri menggunakan rumah sendiri dengan 21 persen masih tidak terpisah ruangan dengan keluarga yang negatif.

Bahkan 29 persen diketahui terdapat penolakan masyarakat sekitar terhadap pelaksanaan isolasi mandiri.

Meskipun demikian lebih dari 90 persen isolasi mandiri mendapatkan layanan konsultasi, call center, paket obat-obatan, dan ketersediaan satuan tugas COVID-19 dalam melaksanakan monitoring.

2. Terkait pengelolaan limbah, sebesar 64 persen  menyatakan limbah telah dikelola dengan 72 persen dilakukan pemisahan limbah dan 77 persen melakukan desinfeksi pada limbah isolasi mandiri.

Namun sebesar 61 persen tidak dilakukan penandaan kantong limbah isolasi mandiri.

Pengelola dan pengangkut limbah didominasi secara mandiri yaitu sebesar 53 persen oleh mandiri dengan bimbingan sedangkan pengangkutan limbah sebesar 63 persen juga secara mandiri.

Selain itu, dalam pengangkutan diketahui 21 persen dilakukan oleh petugas kebersihan, 8 persen oleh dinas lingkungan hidup, dan 8 persen oleh pihak ketiga/swasta.

Dalam pembuangan akhir limbah 58 persen mengarah untuk ditimbun dan dibakar, sedangkan 40 persen limbah akan mengarah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

3. Sinergisitas ditunjukkan dalam upaya desinfeksi yang menjadi tanggungjawab satgas desa, RT/RW setempat, Puskesmas, maupun secara mandiri. Oleh karena itu, sebesar 93 persen telah dilakukan desinfeksi pada tempat isolasi mandiri.

4. Ditemukan sebesar 17 persen masih belum ada program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan COVID-19 di wilayahnya. Didapatkan juga informasi bahwa 38 persen menyatakan tidak ada pelatihan pemulasaraan jenazah pada warga atau kader. Bahkan sebesar 47 persen tidak adapelatihan dalam penanganan limbah dari isolasi mandiri untuk warga atau kader.

5. Secara distribusi proporsi pelaksana pemulasaraan jenazah isolasi mandiri menunjukkan adanya kontribusi diantara petugas yaitu relawan terlatih, petugas rumah sakit, petugas puskesmas, dan petugas BPBD.

Sebesar 98 persen juga menyatakan bahwa petugas tersebut telah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai. Namun demikian, tercatat 61 persen mengungkapkan tidak ada pengamanan limbah cair hasil dari pemulasaraan jenazah isolasi mandiri.

6. Dari data yang diperoleh juga tergambarkan kepatuhan dan ketaatan protokol kesehatan yaitu 85 persen patuh untuk mengurangi mobilitas, 82 persen taat mencuci tangan, 67 persen taat penggunaan masker, 67 persen patuh dalam social distancing, dan hanya 57 persen patuh untuk menghindari kerumunan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved