PERBANKAN
Deposito Rp 45 Miliar Nasabah BNI Raib, Begini Cara Mengamankan Rekening Bank
Kasus kebobolan atau hilangnya dana di rekening bank kembali terjadi. Sebelum menyesal berikut cara mengamankan rekening bank agar aman pembobolan
TRIBUNBATAM.id - Kasus kebobolan atau hilangnya dana di rekening bank kembali terjadi.
Andi Idris Manggabarani, pengusaha properti asal Makassar kehilangan dana deposito di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Makassar.
Jumlahnya pun tidak sedikit.
Pemilik hotel Four Points by Sheraton Makassar dan Aerotel Smile Losari Makassar ini mengaku kehilangan uang Rp 45 miliar.
Adapun dana yang hilang merupakan tabungan deposito yang dipindahkannya sejak Juli 2020.
Saat itu, Andi memindahkan dana dari rekening tabungan ke deposito senilai Rp 70 miliar.
Baca juga: Brigjen Helmy Santika Ungkap Pembobolan Deposito Nasabah BNI, Pernah Bongkar Kasus Ryan Jombang
Baca juga: Daftar Bunga Deposito Perbankan Rabu 24 Maret 2021, BRI 3,25 %, BCA 2,85 %, Bukopin 4,88 %
Dari deposito itu, dia menerima suku bunga 3,5 hingga 6,6 persen, tergantung program yang ditawarkan BNI.
Andi juga menerima bilyet giro selayaknya deposan pada umumnya.
Pada Februari 2021, Andi berniat mencairkan depositonya sebesar Rp 30 miliar, karena ada kebutuhan dana.
Namun, uang yang ia peroleh hanya Rp 25 miliar, bukan Rp 30 miliar sesuai permintaan.

Andi terkejut setelah mengetahui jika deposito miliknya ternyata tidak terdata dalam sistem BNI.
"Andai saya hanya mencairkan Rp 20 miliar, maka saya tidak akan pernah tahu dana deposito saya tidak pernah tercatat dalam sistem BNI," kata pemilik PT Anugerah Aset Utama ini, sebagaimana mengutip KONTAN, Sabtu (11/9/2021).
Diduga ada indikasi pembobolan rekening dalam kasus ini.
Namun, ada pula dugaan penggelapan uang yang dilakukan oleh oknum karyawan BNI.
Bagaimana pun juga, mempercayakan uang pada bank membutuhkan pertimbangan yang matang.
Anda harus hati-hati dan teliti sebelum memilih menggunakan produk perbankan menyimpan uang jumlah besar.
Baca juga: Apa itu Deposito? Produk Perbankan sebagai Alternatif Investasi
Lantas, bagaimana cara mengamankan rekening bank agart terhindar dari pembobolan?
Cara mengamankan rekening bank agar terhindar dari pembobolan
1. Pastikan layanan perbankan terpercaya
Sebelum memilih menggunakan layanan perbankan tertentu, pastikan jika layanan itu terpercaya.
Jangan mudah tergiur dengan tawaran program sebelum mencari tahu kebenarannya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah oknum tertentu yang ingin memanfaatkan dana dalam rekening Anda.
Ada baiknya untuk bertanya secara detail pada pihak bank terkait layanan atau program tersebut.

2. Selalu pantau Transaksi
Pantau transaksi dalam akun perbankan Anda secara rutin melalui mobile banking maupun internet banking.
Bila ada transaksi mencurigakan, segera blokir kartu debit atau kartu kredit, serta akun layanan perbankan.
Anda bisa memblokir rekening lama dan membuat rekening baru.
Jangan meng-klik link apapun pada pesan berisi link yang dikirimkan ke nomor HP.
Baca juga: Investasi Reksadana vs Deposito, Mana Lebih Cuan? Pemula Wajib Tahu!
Apalagi dari nomor tidak dikenal.
Sebaiknya, langsung hapus saja pesan tersebut agar lebih aman.
3. Ganti PIN secara berkala
Gantilah nomor PIN secara berkala.
Mengganti nomor PIN mengurangi risiko pembobolan rekening.
Hindari pemakaian PIN dengan kombinasi nomor tanggal lahir.
Sebaiknya gunakan PIN dengan tingkat kerumitan tinggi.
Selain itu, hindari kombinasi PIN untuk transaksi perbankan yang mudah ditebak seperti urutan angka 1234.
Baca juga: Daftar Bunga Deposito Awal Tahun 2021, Bank Mayora Paling Tinggi 5,13 Persen
3. Rajin memperbarui data
Sering-seringlah memperbarui data Anda pada pihak perbankan.
Cek data Anda secara berkala untuk memastikan jika informasi yang disimpan benar.
Tujuannya, agar pihak bank mudah mendeteksi jika ditemukan transaksi menggunakan data lama oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Pembaharuan data bisa dilakukan melalui aplikasi maupun datang langsung ke kantor cabang bank terdekat.

4. Jangan pernah memberi data pribadi
Data pribadi seperti nomor rekening, user ID, password, kode PIN atau OTP (one time password), CVV kartu kredit bersifat pribadi.
Oleh karena itu, jangan pernah membagikannya pada orang lain, termasuk pegawai bank.
Pegawai bank sendiri tidak akan pernah meminta informasi pribadi tersebut.
Nasabah harus melindungi data-data pribadi dengan cara tidak memberitahukan data tersebut kepada sembarang orang.
Apalagi, jika data-data tersebut berkaitan dengan validasi transaksi perbankan, misalnya tanggal lahir, nama ibu kandung, dan alamat sesuai KTP.
Baca juga: Bank Bukopin Tawarkan Bunga Deposito Tertinggi 5,63%, Simak Bunga Deposito Bank Lainnya di Sini
5. Hentikan layanan perbankan saat ganti nomor ponsel
Bila Anda menggunakan layanan mobile banking dengan ponsel, pastikan untuk berhenti jika Anda ganti nomor.
Sebagai nomor verifikasi pengiriman kode OTP pada akun keuangan maupun layanan perbankan nomor HP sangat penting.
Hal ini juga berlaku jika Anda berganti ponsel.
Jangan lupa menghapus aplikasi perbankan di perangkat lama.
Hapus juga riwayat SMS dan email yang mencantumkan kode OTP maupun validasi transaksi lainnya.
Selain itu, hapus atau non-aktifkan sementara atau permanen akun keuangan seperti dompet digital, e-commerce, paylater.
Baca juga: Daftar Bunga Deposito, Penawaran Tertinggi dari Bukopin dan Bank Mayora
Pastikan untuk mengosongkan saldo dompet digital.
Pastikan sebelumnya, saldo uang sudah kosong.
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuning Tyas)