Info Cuaca Lingga hingga 19 September 2021, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem dan Dampaknya
Kepala BMKG Dabo, Sahat Mauli Pasaribu mengingatkan soal potensi banjir hingga jalan licin akibat potensi cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kelas III Dabo, Kabupaten Lingga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca yang bisa berpotensi ekstrem.
Hal itu berkemungkinan bisa terjadi puting beliung, hujan lebat, disertai petir, hujan es dan gelombang laut tinggi di perairan Lingga dan sekitarnya.
Kepala BMKG Dabo, Sahat Mauli Pasaribu juga mengingatkan soal potensi banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
"Waspada buat masyarakat terhadap potensi itu hingga 19 September mendatang," kata Sahat kepada TribunBatam.id, Rabu (15/9/2021).
Berikut prakiraan cuaca di Kabupaten Lingga hingga 19 September 2021:
Baca juga: CUACA Ekstrim Ancam Wilayah Anambas, BMKG Minta Nelayan Waspadai Gelombang Tinggi
Baca juga: Kepala Basarnas Minta Warga Kepri Waspadai Cuaca Ekstrem, Khususnya di Area Pantai
1. 15 September, berawan-hujan ringan
2. 16 September, berawan-hujan Ringan
3. 17 September, berawan-hujan ringan
4. 18 September, hujan Ringan
5. 19 September, berawan-hujan Ringan
Sahat menyebutkan, prakiraan tinggi gelombang untuk empat hari ke depan diprediksi dengan tinggi rendah, 0,50 hingga 1,25 meter.
"Namun masyarakat diimbau untuk terus waspada terhadap potensi gelombang sedang hingga tinggi, mulai 1,25 hingga bisa mencapai 4 meter di wilayah Lingga," sebut Kepala Stasiun Meteorologi Dabo ini.
Melalui pantauan pihaknya, dari 13 hingga 19 September, ada beberapa kondisi umum atau analisa dinamika atmosfer yang diinformasikan kepada TribunBatam.id, sebagai berikut:
1. Posisi gerak semu matahari pada bulan September mendekati wilayah equator dari arah belahan bumi utara, sehingga akan terjadi pergeseran wilayah bertekanan rendah menuju arah equator.
Hal tersebut dapat menyebabkan massa udara dari Benua Asia yang membawa uap air tinggi bergerak memasuki wilayah equator.
2. Wilayah bertekanan rendah di sekitar Indonesia berkaitan erat dengan distribusi wilayah belokan
angin.
Hal tersebut dapat menyebabkan pola angin siklonik di beberapa wilayah Indonesia, serta
pengaruh terbentuknya Tropical Cylone di lintang menengah (wilayah sekitar Filipina).
3. Berdasarkan data ikhtisar cuaca pada parameter Index Nino 3.4 12 September 2021, menunjukkan nilai -0.21 (rentang normal lebih kurang 0.5) tidak cukup signifikan terhadap peningkatan jumlah curah hujan pada wilayah Indonesia.
4. Berdasarkan data Index Dipole Mode dari ikhtisar cuaca pada 12 September 2021, yang
telah diperbaharui dengan menggunakan data Berau of Meteorology Australia bernilai (-0.33) (nilai normal ± 0.4).
Hal ini tidak berdampak signifikan peningkatan suplai uap air dari wilayah Samudera
Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat.
5. Pada 10 September 2021 berada pada kuadran 3 (Indian Ocean) dengan status aktif, sehingga MJO berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
Pergerakan MJO diperkirakan akan memasuki kuadran 4 (Maritime Continent)
dalam kurung waktu seminggu kedepan.
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas MJO berkontribsi terhadap peningkatan potensi pembentukan awan hujan khususnya di wilayah Indonesia bagian barat (Dabo Singkep).
6. Suhu muka laut mingguan di sekitar perairan Kepulauan Riau periode 05-11 September 2021 berkisar antara 28 oC sampai dengan 30 oC dengan anomali (-0.5 oC s/d 0.5 oC). Sehingga mempengaruhi peristiwa konvektif di sekitar wilayah Kepulauan Riau.
7. Potensi pembentukan proses konveksi di wilayah Kabupaten Lingga dipengaruhi oleh faktor Skala Lokal yang kuat.
Oleh karena Kabupaten Lingga merupakan wilayah perlambatan angin, bertekanan rendah, dan labilitas lokal yang kuat sehingga dapat memberikan efek peningkatan pertumbuhan awan konvektif pada periode waktu hingga 19 September kedepan.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer skala Global, Regional dan Lokal, dapat diketahui, bahwa Dinamika Atmosfer yang sedang terjadi saat ini berpotensi memberikan meningkatkan proses pembentukan
awan konvektif atau potensi kejadian peristiwa hujan pada wilayah Lingga dan sekitarnya. (yda)
(TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Lingga