BATAM TERKINI
Museum Batam Terima Sertifikat Tipe B dari Kemendikbud Ristek RI
Museum Batam Raja Ali Haji yang berlokasi di Dataran Engku Putri, Batam Center, meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Rise
Penulis: Thom Limahekin |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Museum Batam Raja Ali Haji yang berlokasi di Dataran Engku Putri, Batam Center, meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, sertifikat ini telah diteken oleh Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Judi Wahjudin.
Pihaknya pun sangat antusias menerima sertifikat tersebut.
Pemberian sertifikat ini adalah hasil dari keikutsertaan Museum Batam dalam standardisasi dan sosialisasi sesuai Pedoman Standardisasi Museum, pada 20 April 2021 lalu.
"Sertifikat ini lah hasilnya. Berdasarkan standardisasi museum tahun 2021, Museum Batam sudah memenuhi standar kriteria tipe B," ujar Ardi.
Sertifikat tersebut menandakan bahwa Museum Batam yang telah diresmikan (soft launching) pada 18 Desember 2020 lalu itu, dinilai telah memenuhi standar kelayakan menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Batam.
Sebelum menjadi museum, bangunan ini merupakan bekas gedung astaka MTQ XXV tingkat nasional, yang disumbangkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
Baca juga: JELANG Sekolah Tatap Muka di Batam, Sekolah Siapkan Sistem Belajar 2 Shift
Ardi mengaku, akan terus mengenalkan Museum Batam Raja Ali Haji kepada masyarakat Kota Batam dan Kepulauan Riau, agar museum ini makin dikenal luas masyarakat, sekaligus dapat mengedukasi tentang sejarah wilayah ini sesuai koleksi yang ada.
Saat ini, tim dari Disbudpar Kota Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum, sehingga terawat dan dikenal oleh generasi muda.
"Tim sudah menemukan beberapa koleksi benda yang bersejarah, salah satunya tugu perbatasan wilayah saat Batam menjadi kota administratif, juga cerobong asap yang dibangun dari batu bata buatan Batam pada masa silam," jelas Ardi.
Ke depan, ia berharap makin banyak koleksi benda di dalam museum.
Ardi juga meminta masyarakat maupun komunitas yang mengetahui atau menyimpan koleksi benda-benda peninggalan sejarah di Bumi Melayu Batam dan Kepri, untuk berkenan menyumbangkannya ke Museum Batam Raja Ali Haji.
"Tujuannya, agar benda-benda tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat, dan menjadi bahan edukasi bagi generasi muda kita nanti," tambah Ardi.
Sebagai informasi, Museum Batam Raja Ali Haji sudah didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama 475 museum lainnya di Indonesia.
Isi dari museum ini menampilkan sejarah peradaban Batam mulai dari Batam sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, masa penjajahan Belanda dan Jepang, periode Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era B.J. Habibie, Kota Administratif, kemudian masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era pembangunan Batam saat ini. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google