Sosok Kho Tjioe Liang, Dokter Tionghoa Pangkat Lettu Berperan Evakuasi Jenazah 7 Pahlawan Revolusi
Evakuasi mayat 7 Pahlawan Revolusi tak lepas dari peran tim Kesatuan Intai Amphibi (Kipam) yang salah satu anggotanya adalah Kho Tjioe Liang...
Sebab, sebelumnya banyak prajurit yang pingsan karena menghirup gas beracun yang berasal dari dalam sumur.
Sehingga dilakukan proses orientasi untuk mengetahui metode yang paling tepat guna mengangkat seluruh jenazah.
Atas keputusan Kho Tjioe Liang dan Kapten Sumarno, dokter gigi yang masuk ke dalam Tim Kipam, akhirnya diputuskan untuk mengevakuasi dengan cara menggunakan tali.
Tali itu diikat pada tubuh jenazah, baru kemudian diangkat ke permukaan tanah.
Sekitar pukul 12.05, seorang prajurit Parako atas nama Prada Anang masuk ke dalam sumur menggunakan aqualung dan berhasil mengikat tali pada jenazah pertama.
Jenazah itu kemudian berhasil diangkat dan diidentifikasi sebagai Lettu (Czi) Pierre Tendean, ajudan Jenderal AH Nasution.
Setelah itu, giliran Sersan (Mar) Saparimin turun dan mengikatkan tali pada jenazah berikut sekitar pukul 12.15 WIB.
Namun, jenazah itu tidak berhasil diangkat karena terjepit jenazah lainnya.
Kemudian pada pukul 12.30 WIB, Prajurit Satu (Mar) Subekti masuk ke sumur dan mengikat dua jenazah sekaligus, yakni Mayjen TNI S Parman dan Mayjen TNI Suprapto.
Selanjutnya, pukul 12.55 WIB, Kopral (Mar) Hartono yang mendapat giliran masuk ke sumur dan mengikat dua jenazah terpisah.
Satu per satu kemudian jenazah itu diangkat dan diidentifikasi sebagai Mayjen TNI MT Haryono dan Brigjen TNI Sutojo.
Sekitar pukul 13.20 WIB, Sersan Saparimin kembali masuk dan berusaha mengangkat jenazah yang telah diikat pada kesempatan masuk kedua.
Jenazah tersebut diketahui merupakan Letjen TNI Ahmad Yani.
Setelah itu sekitar pukul 13.40 WIB, giliran Kapten (Mar) Winanto turun dan mendapati jenazah Brigjen TNI DI Panjaitan.
Semua jenazah kemudian dimasukkan ke dalam peti dan dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto untuk disemayamkan.