Minyak Goreng hingga Bayam Sumbang Inflasi Batam dan Tanjungpinang pada September
IHK Kepri secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,31 persen pada September 2021. Minyak goreng, bayam, sawi hijau jadi komoditas penyumbang inflasi
KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri mencatat pada September 2021, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,31 persen (mtm).
Inflasi ini didorong oleh kelompok volatile food terutama kenaikan harga sayuran, minyak goreng dan daging ayam ras, serta kelompok administered prices yang dipicu oleh kenaikan harga rokok dan BBM non subsidi.
Selain itu, kelompok inflasi inti juga mengalami kenaikan didorong oleh peningkatan pengeluaran pada biaya akademi atau perguruan tinggi seiring pergantian tahun ajaran baru.
Sementara itu, IHK Nasional tercatat mengalami deflasi sebesar -0,04 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,03 persen (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kepri pada September 2021 mengalami inflasi sebesar 2,07 persen (yoy), atau meningkat dibandingkan Agustus 2021 sebesar 1,60 persen (yoy) namun masih berada pada kisaran bawah sasaran inflasi Nasional sebesar 3 ± 1% (yoy).
Inflasi di Kepri pada September 2021 bersumber dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yakni aneka sayuran seperti bayam dan sawi hijau seiring dengan penurunan hasil panen akibat curah hujan yang meningkat.
Baca juga: BPS Mencatat Inflasi Batam Juli 2021 Sebesar 0,45 Persen
Baca juga: Cabai dan Sayur Sumbang Inflasi di Kepri Terdampak Pasokan dan Hasil Panen
Selain itu, komoditas minyak goreng juga mengalami kenaikan yang turut dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO.
Inflasi lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada komoditas telur ayam ras, cabai merah dan aneka bawang seiring terjaganya dengan meningkatnya pasokan.
Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,33 persen (mtm) dan 0,19 persen (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kota Batam mengalami inflasi sebesar 2,17 persen (yoy), dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 1,31 persen (yoy).
Komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Batam maupun di Kota Tanjungpinang pada September 2021 antara lain adalah bayam, sawi hijau, minyak goreng dan kangkung.
Adanya peningkatan inflasi pada kelompok inti menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat di Kepri.
Memasuki bulan Oktober 2021, tekanan inflasi diperkirakan masih terjadi namun tetap terkendali pada rentang sasaran inflasi. Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai antara lain potensi peningkatan curah hujan di wilayah Kepri yang dapat mengganggu produksi sayuran, dan peningkatan mobilitas masyarakat seiring pelonggaran PPKM yang akan meningkatkan permintaan masyarakat terutama jasa angkutan udara. Sehubungan dengan hal tersebut.
Upaya pengendalian inflasi oleh TPID akan terus difokuskan untuk menjaga kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.