Sederet Bukti Laut Natuna Begitu Seksi di Mata Banyak Negara, Kapal Asing Sibuk di Sana!
Perairan Natuna yang masuk wilayah Indonesia tergolong seksi di banyak negara. Selain sumber daya alam berupa ikan, cadangan gas terbesar ada di sana
Namun, sayangnya, hingga ditemukan pada 1973, lapangan gas D-Alpha ini belum dapat dieksploitasi karena membutuhkan biaya tinggi, disebabkan kandungan gas CO2-nya yang mencapai 72 persen.
Pada 1980, pengelolaan blok ini digantikan oleh Esso dan Pertamina.
Esso kemudian bergabung dengan Mobil Oil menjadi ExxonMobil dan telah menghabiskan biaya sekitar 400 juta dollar AS untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan kajian pengembangan lapangan.
Namun, tetap saja lapangan gas ini belum berhasil dieksploitasi.
Produksi gas dari blok-blok produksi di Laut Natuna sebagian besar disalurkan ke Malaysia dan Singapura.
Baca juga: Pengusik Laut Natuna Gentar, Jaga Perairan Kepri TNI AL Kerahkan 9 Kapal Perang 1 Pesawat Udara!
Baca juga: Kapal Buatan Batam Usir Coast Guard China dari Laut Natuna, Mampu Berlayar di Samudera 28 Hari
Kontraknya masih berlanjut sampai 2021-2022.
Jika telah selesai pembangunan jalur pipa ke Batam, sebagian gas bumi berjumlah sekitar 40 juta kaki kubik per hari akan disalurkan ke Pulau Batam, yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Gas bumi dari lapangan Belanak di Indonesia disalurkan ke Lapangan Duyong, Malaysia, melalui jalur pipa laut sepanjang 98 kilometer yang kemudian dipipakan ke Kertih di pantai timur semenanjung untuk diolah di industri petrokimia.
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)
Artikel ini dikompilasi dari berbagai sumber antara lain Tribunnews.com, Kompas.com, KompasTV dan CNN