8 Alasan Istri Berselingkuh, Kesepian dan Harga Diri Dorong Wanita Miliki Pria Idaman Lain
Survei Sosial Umum (GSS) dari National Opinion Research Center menunjukkan persentase wanita selingkuh meningkat hampir 40 persen dari tahun 1990-2010
"Ketika seseorang merasa kesepian dan ada orang lain yang bisa memenuhi kebutuhan yang didambakan, maka perselingkuhan bisa terjadi," tambah dia.
2. Ketidakpuasan seksual
Tidak puas secara seksual yang dialami oleh perempuan bisa juga membuat mereka berselingkuh, walau alasan ini tidak populer.
Faktanya, rata-rata perempuan yang berselingkuh mengakui bahwa mereka tidak lagi mengalami perasaan mendebarkan dan gairah dalam hubungannya, dan merindukan hal itu.
Baca juga: Diduga Selingkuh sama Asisten Rumah Tangganya, Aktor Kondang Ini Digugat Cerai Istrinya
Baca juga: Jonathan Frizzy Bantah Selingkuh, Ijonk Cekcok dengan Dhena Devanka Sejak Anak Pertama Lahir
Meski demikian, Skurtu percaya perselingkuhan jenis ini secara historis berpusat pada pria alias lebih banyak dilakukan pria.
"Mungkin ada ekspektasi bahwa pada titik tertentu, seks bukanlah bagian besar dari pernikahan sehingga selingkuh adalah hal yang diperlukan perempuan," tuturnya.
3. Harga diri
Ketika perempuan memiliki harga diri rendah, hal itu dapat mendorong mereka mencari perhatian dari orang lain.
"Ketika ada orang yang menganggap kita menarik dan mulai menunjukkan perhatian yang terasa sangat menyenangkan, kita cenderung terhanyut," kata Skurtu.
Perempuan yang berselingkuh juga mungkin menggunakan perselingkuhan sebagai bukti bahwa mereka menarik dan bernilai.
Ketika satu hubungan asmara terasa hambar, akan ada rasa diabaikan atau tidak berharga, sehingga mereka mengejar minat romantis yang baru dan siklus itu berlanjut.
Baca juga: Suami Mengamuk Usai Istrinya Dibawa Kabur Pria Lain, Bacok Ayah Selingkuhan Istrinya
Baca juga: Gading Marten Ucap Terima Kasih Atas Kiriman Video Gisel, Paola Serena Beri Komentar
4. Kurang bahagia
Kita mungkin pernah mendengar istilah serial cheater atau orang yang berselingkuh karena sensasinya.
Mereka biasanya merindukan interaksi yang dipicu oleh endorfin, yang membuat hubungan baru menjadi begitu menarik.
"Saya pikir sebagai masyarakat kita tidak secara jujur membahas betapa membosankannya pekerjaan dan kehidupan keluarga pada waktu-waktu tertentu," terang Skurtu.