BATAM TERKINI
Batam Akan Punya PLTS Terapung, Bakal Dibangun PT TBS Energi Utama dan Sunseap Group
PT TBS Energi Utama dan Sunseap Group asal Singapura tertarik bangun PLTS terapung di Batam. Masing-masing di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tren pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kian meningkat.
Di Batam, sudah ada dua perusahaan yang berencana membangun PLTS terapung di waduk-waduk.
Dua perusahaan itu adalah PT TBS Energi Utama (TOBA) dan perusahaan asal Singapura, Sunseap Group.
Keduanya akan membangun PLTS terapung di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi, Sagulung.
Deputi III Badan Pengusahaan (BP) Batam Sudirman Saad menilai, tren peralihan kepada energi terbarukan ini dipicu kebutuhan negara Singapura akan energi bersih.
Mengingat, Singapura merupakan salah satu negara penyumbang gas emisi rumah kaca cukup tinggi.
"Progresnya cukup bagus. Saat ini Sunseap Group sedang studi biaya investasi untuk menarik kabel bawah laut dari Duriangkang ke Singapura," ujar Sudirman, Sabtu (30/10/2021).
Baca juga: BP Batam dan Sunseap Group Pte Ltd Tandatangani MoU Panel Surya
Baca juga: Sunseap Grup Singapura Bangun Listrik Tenaga Surya di Batam, Dihubungkan Kabel Bawah Laut
Pembangunan PLTS terapung di Waduk Duriangkang diperkirakan dapat menghasilkan daya listrik sebesar 333 megaWatt.
Pasokan listrik ini akan diekspor ke negara tetangga, sekaligus digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik Batam, bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Meski demikian, Sudirman mengakui target utama pembangunan PLTS ini ialah untuk diserap pasar domestik, dan kelebihannya dapat diekspor.
Pasalnya, listrik di Batam tidak bersubsidi dan kerap mengalami surplus dan dapat mengaliri daerah-daerah lainnya.
Ia membeberkan, ada banyak perusahaan yang berminat investasi energi terbarukan di Batam, di antaranya, perusahaan dari Amerika Serikat, SamCorp, Adaro Energy, dan yang telah melakukan penandatanganan kerja sama yakni SunSeap Group dan PT TBS Energi Utama.
Hanya saja kendalanya, waduk-waduk di Batam cukup terbatas untuk dibangun PLTS Terapung.
Sementara setiap produksi 1 megaWatt daya listrik membutuhkan kurang lebih satu hektare panel surya.
"Kalau kita mau gunakan catchment area di hutan, rasanya berisiko. Potensi yang lain mungkin bisa di Rempang dan Galang," ujar Sudirman.
Dengan adanya pengembangan sumber energi terbarukan di Batam, pihaknya menilai sangat berdampak positif terhadap upaya BP Batam dalam mengembangkan kawasan industri hijau.
Bersamaan dengan pembangunan PLTS terapung, direncanakan juga pembangunan pusat data berbasis energi hijau.
Dihubungkan Kabel Bawah Laut
Sebelumnya diberitakan, perusahaan Sunseap Grup Singapura menandatangani nota kesepahaman pengembangan listrik tenaga surya di Batam, Kepulauan Riau.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya di Batam akan digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik di Indonesia dan Singapura.
Kapasitas produksi listrik gabungan mencapai 7 gigawatt-peak (GWp), termasuk 2,2 GWp yang sebelumnya dirilis.
Proyek ini akan membantu Singapura dan Indonesia memenuhi green energy dan menjadi salah satu proyek energi bersih interkoneksi lintas batas terbesar di Asia Tenggara.
"Ditambah dengan beberapa sistem penyimpanan energi dengan total lebih dari 12 gigawatt jam, ini bertujuan untuk menyediakan 1 gigawatt (GW) energi bersih rendah karbon non-intermiten untuk Singapura dan Indonesia," kata pernyataan itu dilansir channelnewsasia.
Nantinya akan dibangun kabel listrik bawah laut untuk menyalurkan energi listrik dari Batam ke Singapura.
Konsorsium tersebut bertujuan untuk memenuhi 20 persen hingga 25 persen dari target 4 GW impor listrik rendah karbon pada tahun 2035.
Penandatangan lain dari nota tersebut termasuk Sumitomo, Samsung C&T, Oriens Asset Management, ESS, Durapower Group, Mustika Combol Indah, dan Agung Sedayu.
(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/*)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam