PERSPEKTIF
Dampak La Nina, Curah Hujan Tinggi hingga Habitat Ikan Berada di Lapisan Lebih Dalam
Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Widodo S. Pranowo merekomendasikan beberapa hal yang perlu disiapkan untuk mengantisipasi La Nina
Pemantauan peningkatan suhu laut di Samudera Pasifik barat dan wilayah perairan Indonesia harus terus dilakukan secara kontiyu mulai bulan ini sebagai peringatan dini.
Peningkatan suhu permukaan laut akan semakin meningkatkan penguapan air laut ke angkasa, yang artinya akan meningkatkan probabilitas terjadinya hujan.
Dampak lain dari meningkatnya suhu permukaan laut adalah meningkatnya probabilitas terjadinya siklon tropis atau badai di laut.
Pada Desember 1993, pernah terjadi Siklon Tropis ‘Manny’ di Samudera Pasifik Barat, yang bergerak menuju ke barat melewati Laut Sulawesi dan Laut China Selatan.
Baca juga: BMKG Ungkap Dampak Fenomena La Nina bagi Indonesia, Wilayah Kepri Terdampak?
Ketika siklon tersebut berada di Laut Natuna Utara, siklon tersebut membangkitkan gelombang signifikan ekstrim yang kemudian menjalar menuju ke Selat Karimata, dan terekam oleh alat pengukur tinggi dinamika muka laut/gelombang di Jepara 10 hari kemudian.
Secara teoritik, ketika La Nina tingkat Moderate memasuki periode Desember 2021 hingga Januari atau Februari 2022 maka sebenarnya kekuatan angin dari timur/timur laut berangsur berkurang karena adanya angin musim barat yang bergerak dari barat/barat laut.
Namun apabila suhu permukaan laut masih hangat/panas disertai musim hujan, maka akan menghalangi lapisan termoklin untuk kembali ke posisinya yang normal.
Sehingga habitat ikan diduga berada di lapisan yang lebih dalam dari kondisi normalnya.
Berdasarkan riset dan fakta yang pernah terjadi, La Nina pada Juni 2016 hingga Maret 2017 menyebabkan tangkapan Lemuru di Selat Bali menurun.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, bahwa ketika La Nina hingga Januari/Februari 2021, ketika habitat ikan berada di lapisan yang lebih dalam dari kondisi normalnya, maka direkomendasikan bagi nelayan untuk memperpanjang tali pancing/ tali jaring agar dapat mencapai kedalaman dimana ikan berada.
Namun, untuk turun beroperasi menangkap ikan, sebelum berangkat melaut sebaiknya mengecek ramalan cuaca kondisi angin dan tinggi gelombang yang disediakan oleh BMKG.
Tujuannya agar tidak terjebak oleh angin/badai ekstrim dan gelombang tinggi.
Selain itu, perlu dilakukan pengecekan ulang kelengkapan dan fungsionalitas dari alat-alat darurat dan evakuasi seperti ‘life vest’ (jaket pelampung) yang disertai dengan peluit, kotak pertolongan pertama pada kecelakaan, dan peralatan telekomunikasi portable yang telah dibungkus dengan kantung kedap air.
La Nina pada Desember 2021 hingga Januari/Februari 2021, diduga tidak akan berdampak petani garam.
Biasanya ketika kondisi normal tanpa ENSO pada Desember-Februari adalah musim hujan, sehingga petani garam umumnya libur memproduksi garam.