KESEHATAN
Cari Tahu Penyebab Mata Merah pada Anak, Dibiarkan Akan Berakibat Fatal
Penyebabnya mata merah pada anak sangat bervariasi dan tentu akan mengganggu kenyamanan sang buah hati dalam beraktivitas.
TRIBUNBATAM.id - Anak-anak rentan mengalami mata merah.
Penyebabnya bisa sangat bervariasi dan tentu akan mengganggu kenyamanan sang buah hati dalam beraktivitas.
Sebagian besar kasus mata merah pada anak sebenarnya tidak berbahaya dan masuk dalam kategori konjungtivitis atau peradangan pada konjungtiva mata.
Mengatasi mata merah pada anak terkadang tidak cukup hanya dengan tetes mata saja, tapi juga harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Menurut ensiklopedia kesehatan University of Rochester Medical Center, konjungtivitis biasanya ditandai dengan gejala seperti mata gatal dan iritasi, pembengkakan kelopak mata, bagian putih mata berwarna merah atau pink, dan terkadang disertai dengan keluarnya cairan dari mata.
Berikut beberapa penyebab mata merah pada anak yang perlu diketahui orang tua.
Baca juga: Anak Kecanduan Game Online? Simak 3 Tips yang Harus Dilakukan Para Orangtua
Baca juga: Orangtua Wajib Tahu, Ini 5 Gejala Anak Kekurangan Gizi, Waspadai Anak Terlambat Bicara
1. Mata merah akibat bakteri
Berbagai jenis bakteri seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Neisseria gonnorhea, atau Chlamydia trachomatis juga bisa menyebabkan mata merah pada balita.
Saat mengalami mata merah akibat bakteri, mata anak biasanya mengeluarkan cairan kental yang akan mengerak setelah menjadi kering.
Untuk mengatasinya, ANda perlu memeriksakan anak ke dokter untuk diberikan resep tetes mata antibiotik.
Pastikan Anda memberikannya secara konsisten sesuai dosis sampai mata anak kembali sembuh seperti semula.
2. Mata merah akibat iritasi
Menurut penjelasan dalam situs web American Optometric Association, mata merah juga bisa terjadi akibat kontak dengan bahan kimia, makanan, atau asap.
Standar tindakan untuk mengatasinya adalah mencuci mata dengan air selama beberapa menit.
Jika mata merah tidak kunjung mereda, segera bawa anak ke dokter untuk diberikan penanganan lebih lanjut.