KEPRI TERKINI

Bank Indonesia Genjot Sistem Pembayaran Non Tunai, Prediksi Ekonomi Kepri Membaik

Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri optimistis jika pertumbuhan ekonomi membaik mendekati akhir triwulan IV tahun 2021.

TribunBatam.id/Noven Simanjuntak
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Musni Hardi K Atmaja saat bertransaksi pembayaran non tunai melalui QRIS yang disaksikan oleh sejumlah tamu undangan pada saat peresmian kawasan non tunai di Melayu Square, Tanjungpinang, Senin, (12/4/2021). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Bank Indonesia Perwakilan Kepri memprediksi pertumbuhan ekonomi membaik mendekati akhir triwulan ke IV tahun 2021.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Musni Hardi Kusuma Atmaja bahkan memprediksi capaian pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat dibanding dengan triwulan II.

Selain menurunnya jumlah kasus covid-19, perbaikan dan peningkatan ekonomi yang dialami oleh Kepri disebabkan oleh salah satu faktor lainnya.

Yakni pertumbuhan ekspor tetap kuat dimasa pandemi covid-19, dimana pada triwulan III mengalami kenaikan.

Kinerja ekspor ini sendiri, dinilai sejalan dengan menguatnya permintaan mitra dagang utama.

Sementara itu, permintaan domestik tumbuh melambat seiring kebijakan pembatasan mobilitas untuk mengatasi varian delta Covid-19.

Baca juga: Peran Bank Indonesia Termasuk Cara BI Kepri Permudah Akses Informasi

Baca juga: Bank Indonesia Optimistis Ekonomi Kepri Triwulan IV 2021 Membaik, Berikut Penjelasannya

"Perbaikan ekonomi ini didorong oleh kinerja ekspor, akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS. Selain itu, juga realisasi belanja fiskal (belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi nonbangunan," terangnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, pihaknya mencatat nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau pada September 2021 mencapai USD1.377,30 juta.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan 5,78 persen dibanding nilai ekspor pada Agustus 2021.

Kepala BPS Kepri, Agus Sudibyo, menerangkan kenaikan nilai ekspor pada September 2021 ini disebabkan oleh meningkatnya ekspor sektor migas mencapai 22,61 persen dan sektor nonmigas sebesar 0,25 persen.

Namun demikian, bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor Provinsi Kepri mengalami kenaikan sebesar 37,17 persen, yaitu dari USD1.004,06 juta menjadi USD1.377,30 juta.

"Nilai ekspor di September 2021 naik dibanding September 2020. Penyebabnya karena ekspor sektor migas naik sebesar 99,09 persen dan sektor nonmigas naik sebesar 21,91 persen," jelasnya melalui sambungan telepon, Senin (15/11/2021).

Sementara, untuk total ekspor kumulatif bulan Januari-September 2021 Provinsi Kepri sebesar USD11.571,34 juta.

Baca juga: Uang Kertas Rusak Dimakan Rayap Jangan Dibuang, Begini Cara Menukarnya ke Bank Indonesia (BI)

Baca juga: Bank Indonesia Buka Seleksi Pendidikan Calon Pegawai Muda Lulusan S1 dan S2, Cek Syaratnya

Selama Januari-September 2021, Singapura menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar hingga mencapai USD2.813,89 juta dengan peranannya sekitar 31,37 persen.

Di samping itu, Singapura menjadi negara tujuan ekspor migas terbesar yang mencapai USD2.008,16 juta dengan peranannya sebesar 77,23 persen.

Adapun nilai ekspor Kepri Januari-September 2021 terbesar yakni melalui Pelabuhan Batu Ampar USD4.625,54 juta.

Diikuti Pelabuhan Tanjung Balai Karimun USD1.602,44 juta, Pelabuhan Sekupang USD1.609,71 juta, Pelabuhan Kabil Panau USD1.181,50 juta dan Pelabuhan Tarempa USD1.177,68 juta.

GENJOT Sistem Pembayaran Non Tunai

Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau terus menggenjot penggunaan sistem pembayaran non-tunai.

Sebagai bentuk mendorong akselerasi perluasan penggunaan pembayaran dengan tanpa sentuhan, KPw BI Provinsi Kepri terus menggesa dan mendorong penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di pasar-pasar, pusat perbelanjaan hingga tempat ibadah.

Kepala Kantor Perwakilan wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI ) Provinsi Kepri Musni Hardi mengatakan, penerapan QRIS selain mendukung ekosistem ekonomi dan keuangan digital, sekaligus mendukung protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19.

Baca juga: TERTARIK? Bank Indonesia Buka Lowongan Kerja, Simak Posisi yang Ditawarkan

Baca juga: Bank Indonesia Bakal Terbitkan Mata Uang Digital, Apa Manfaatnya?

“Setelah diluncurkan pada tahun lalu (2020) hingga kini diketahui telah 100an ribu merchant yang aktif dari sebelumnya hanya sekitar 19 ribuan. Digitalisasi keuangan melalui QRIS ini, jumlahnya kian hari terus bertumbuh dan meningkat," terang Musni.

QRIS merupakan penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran seperti Gopay, Dana, Shopeepay atau LinkAja yang menggunakan QR Code Pembayaran saat ini wajib menerapkan QRIS.

Karena itu, dengan menggunakan QRIS, sistem pembayaran bisa semakin mudah. Sebab, masyarakat cukup menggunakan satu barcode, tiket akan langsung ke luar.

Hal ini juga menjadi salah satu dasar bagi BI untuk terus mendorong penggunakan sistem pembayaran non tunai.(TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Bank Indonesia

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved