10 Daftar Varian Covid-19 dan Gejalanya dari Alpha hingga Terbaru Omicron, Mana Paling Berbahaya?
Virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 mengalami ribuan kali mutasi dan beberapa di antaranya memunculkan varian baru yang relatif lebih berbahaya dari awal
- Sakit tenggorokan
- Batuk terus menerus
- Flu parah
- Sakit perut
- Muntah
- Mual
- Nyeri sendi
- Gangguan pendengaran
- Kehilangan indera penciuman
- Hilang selera makan
Baca juga: Gejala Terinfeksi Varian Omicron, Jenis Covid-19 Terbaru, Dibanding Delta Lebih Bahaya Mana?
Baca juga: BEGINI Cara Imigrasi Kelas II Tarempa Cegah Masuknya Covid-19 Varian Omicron
5. Varian Lambda
Varian Lambda memiliki kode varian C.37 dan kasus pertama kali ditemukan di Peru, Desember 2020.
Melansir Sciencefocus, gejala varian Lambda sebenarnya tidak jauh berbeda dengan gejala varian corona awal yakni:
- Demam
- Batuk terus menerus
- Kehilangan indera penciuman
- Kehilangan indera pengecapan
6. Varian Kappa
Vairan Kappa memiliki kode varian 1.617.2 ditemukan kasus pertamanya di India, Oktober 2020.
Dalam DNAIndia mengatakan, varian Kappa memiliki gejala mirip dengan varian Covid-19 lain seperti berikut:
- Flu
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Pegal-pegal
- Batuk berkepanjangan
- Mulut kering
- Kehilangan indra penciuman dan pengecapan
- Ruam di sekujur tubuh
- Pilek
- Mata merah dan berair
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, sejumlah orang yang terinfeksi varian Kappa pada awalnya mengalami gejala seperti campak.
Baca juga: DAFTAR 7 Varian Mobil Baru Murah Rp 100 Jutaan per Oktober 2021
Baca juga: Singapura Laporkan Kasus Pertama Covid-19 Varian AY.4.2, Turunan Delta Serang Inggris
"Untuk varian Kappa ini gejalanya sama dengan gejala awal campak, tapi dalam satu sampai dua hari pertama. Bedanya, varian Kappa tidak menunjukkan kelainan kulit seperti campak," ujar Dicky.
7. Varian Eta
Varian Eta memiliki kode varian B.1.525 dengan kasus pertama ditemukan pada Desember 2020 di Inggris Raya atau Nigeria, Afrika Barat.
WHO menggolongkan Eta sebagai variants of interset atau VoI.
Di mana gejala-gejala yang diketahui merupakan ciri infeksi virus corona varian Eta yakni sebagai berikut:
- Suhu tinggi
- Batuk terus menerus
- Kehilangan atau perubahan pada indera pengecapan dan penciuman
8. Varian Iota
Varian Iota memiliki kode varian B.1.526 dengan kasus pertamanya ditemukan di New York pada November 2020.
Para peneliti dalam studi ini berasal dari New York City Department of Health and Mental Hygiene dan Mailman School of Public Health, Columbia University, Amerika Serikat.
Dalam temuan mereka, varian Iota memiliki kemampuan menular yang jauh lebih tinggi dibanding varian SARS-CoV-2 yang beredar sebelumnya.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan yang juga Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, gejala varian Iota sama dengan varian Covid-19 lainnya, tidak ada yang spesifik.
Baca juga: Raden Hari Minta Pemprov Kepri Jaga Ketat Pintu Masuk TKA dan Wisman Waspadai Virus Corona Varian Mu
Baca juga: JIKA tak Waspada, Covid-19 Gelombang 3 dan Virus Varian Baru Bisa Ancam Batam
9. Varian Mu
Varian Mu memiliki kode varian B.1.621 atau VUI-21JUL-1, ditemukan kasus pertamanya di Kolombia, Januari 2021.
Dalam situs resmi National Health Service (NHS), program layanan kesehatan masyarakat di Inggris Raya menyebut bahwa varian Mu tampaknya memiliki gejala yang sama dengan semua jenis virus corona lainnya yaitu:
- Demam
- Batuk yang terjadi secara terus menerus
- Kehilangan atau perubahan pada indera pengecapan atau penciuman
10. Varian Omicron
Varian baru Omicron memiliki kode kode B.1.1.529 di mana kasus pertamanya ditemukan di Afrika Selatan pada November 2021.
Salah satu dokter Afrika Selatan penemu varian Omicron bernama Angelique Coetzee mengatakan, tujuh pasien Covid-19 varian Omicron di kliniknya memiliki gejala yang berbeda dengan varian Delta.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan tersebut menambahkan, pasien Covid-19 varian Omicron mengalami gejala ringan sebagaimana dilansir The Independent, Senin (29/11/2021).
"Sebagian besar dari mereka mengalami gejala yang sangat, sangat ringan dan sejauh ini tidak ada yang menerima pasien darurat. Kami bisa merawat pasien ini secara konservatif di rumah," katanya seperti dikutip dari kompas.com.
Para peneliti masih terus melakukan penelitian lebih lanjut terhadap varian baru Omicron yang dinilai lebih cepat dalam penularan dibandingkan berbagai varian lainnya.
Akan tetapi, penularan infeksi varian baru Omicron ini disebut lebih cepat 500 persen atau 5 kali lipat dibandingkan dengan virus aslinya, dan 4 kali lipat dibandingkan dengan varian Delta.
Baca juga: Gubernur Kepri tak Ingin Gegabah Buka Travel Bubble, Cemaskan Masuknya Varian Baru
Baca juga: 4 Varian Covid-19 Paling Berbahaya Hasil Mutasi Virus Corona, Termasuk Delta
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)