Talam Sehidang di Lingga, Hidupkan Budaya Masyarakat Melayu Tempo Dulu Dari Makan Bersama
Kepala Desa Tanjung Harapan di Lingga, Irwansyah bilang kegiatan Talam Sehidang ini untuk melestarikan budaya Melayu dan mengenalkan ke generasi muda
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Masyarakat Desa Tanjung Harapan di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau membuat acara unik yang diberi nama 'Talam Sehidang'.
Kegiatan ini digelar sejak 4 hingga 5 Januari 2022.
Talam Sehidang menggambarkan sebuah kebiasaan masyarakat Melayu pada tempo dulu, sebelum adanya teknologi modern.
Baik itu dari busana, makanan dan minuman khas, kebiasaan menerima tamu, adat perkawinan, cara memasak dengan tungku api dan sendok kayu, serta lampu pelita. Semuanya memperlihatkan sebuah kebiasaan masyarakat Melayu pada zaman dulu.
Selain itu, di kegiatan ini didirikan sebuah stan yang diikuti perwakilan dari Desa atau Kelurahan se-Kecamatan Singkep.
Berbeda dengan stan pada umumnya, uniknya stan-stan ini memperlihatkan sebuah gambaran rumah sederhana masyarakat Melayu tradisional, dengan bahan baku seadanya.
Seperti hiasan dari daun kelapa, atap berbahan daun, tudung saji yang digantung dan berbagai corak tradisional lainnya.
Kegiatan ini pun mendapat antusias dari masyarakat yang tampak ramai mendatangi kegiatan selama dua hari ini.
Baca juga: Lingga 2 Bulan Lebih Nol Kasus Aktif Corona, Karimun Kejar Zona Hijau Covid-19
Baca juga: Daftar Nama 15 Pejabat yang Dilantik Bupati Lingga Muhammad Nizar Rabu 5 Januari 2022
Dalam acara ini, setiap tamu ataupun masyarakat diharuskan menggunakan pakaian baju kurung Melayu.
Hal ini pula yang membuat suasana makin semarak layaknya suasana di kampung Melayu zaman dahulu.
Tidak hanya itu, setiap tamu yang diundang akan disuguhkan makan bersama.
Jika masyarakat saat ini sering mencicipi makan bersama dengan prasmanan.
Lain halnya di acara ini. Makan bersama disajikan dalam Talam Sehidang, yang menjadi tradisi asli masyarakat Melayu.
Kepala Desa Tanjung Harapan, Irwansyah mengatakan bahwa konsep yang mereka pakai merupakan inisiatif dari berbagai pihak, seperti Bumdes, sanggar seni di Kecamatan Singkep dan pihak lainnya.
"Sehingga ini merupakan kegiatan perdana, bahkan ini mungkin perdana di Kabupaten Lingga.
Jadi kami buat nuansa seperti di Kampung Melayu," kata Irwan saat diwawancarai TribunBatam.id.
Dia mengungkapkan, bahwa kegiatan ini menggunakan alat-alat tradisional tanpa ada teknologi modern.
Dia melanjutkan, tujuannya untuk melestarikan budaya Melayu, memperluas, dan memperkenalkan kepada generasi-generasi yang muda.
"Jadi mereka tahu, bahwa seperti apa masyarakat Melayu yang sebenarnya," ucapnya.
Sebelum kegiatan dimulai pun, dia mengundang warga untuk membantu atau dengan sebutan 'Berganjal' dalam istilah Melayu.
"Acara berganjal itu dulu sebelumnya orang-orang tua kita sebelum acara dia mengundang kaum kerabat dan tetangganya, masak sama-sama, makan sama-sama yang dilestarikan dengan makan berhidang, yang itu sekarang kami lakukan," jelas Kades Tanjung Harapan ini.
Dia berharap, kegiatan unik ini terus bisa dilestarikan.
"Mungkin bisa jadi event tahunan atau lainnya, agar Budaya Melayu tak hilang di bumi," ujarnya.
Dia juga meminta dukungan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga, agar kegiatan ini tetap terjaga. (TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google