WISATA KEPRI
Ekowisata Batam Punya Pohon Bakau Berusia Ratusan Tahun, Penasaran?
Ekowisata Batam ini banyak dikunjungi wisatawan asal Singapura, China hingga Korea Selatan (Korsel).
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kota Batam, Provinsi Kepri memiliki banyak destinasi ekowisata mangrove (bakau).
Tempat wisata 'Pandang Tak Jemu', yang berlokasi di Kampung Tua Bakau Serip, Nongsa, ini menjadi salah satu destinasi yang kerap dikunjungi wisatawan.
Pengunjung yang hendak berwisata ke sini dapat bertolak dari Batu Besar melewati Jalan Hang Jebat.
Kemudian berbelok ke kiri menyusuri Jalan Hang Lekiu.
Tempat wisata ini terletak di kiri jalan, di sebelah Tering Bay Country Club.
Tiket masuk Pandang Tak Jemu juga sangat terjangkau, cukup membayar Rp 10.000 per orang, pengunjung sudah bisa berkeliling menikmati pemandangan di sekeliling hutan bakau.
Baca juga: Destinasi Wisata Kepri di Pulau Bintan Ini Disukai Turis Mancanegara, Berkonsep Ekowisata
Baca juga: Ekowisata Mangrove Nongsa.Babak Belur Dihantam Pandemi, Pengunjung Anjlok 90 Persen
Jalan menuju hutan bakau itu sudah dilengkapi dengan jembatan kayu yang kokoh, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir.
Jika berjalan sampai ke ujung jembatan, pengunjung akan melihat daratan berpasir putih di tengah-tengah pepohonan bakau.
Di sini lah biasanya pengunjung menghabiskan waktu di tenpat wisata Pandang Tak Jemu dengan berpiknik, bermain ayunan, atau bahkan mendirikan kemah.
Pihak pengelola juga telah menyediakan gazebo-gazebo yang dapat disewa untuk duduk-duduk atau menitipkan barang bawaan.
Gazebo ini disewakan dengan harga Rp 50.000 saja.
Di pinggir daratan, juga telah berdiri sebuah panggung kayu lengkap dengan bangku-bangku yang dapat disewa untuk pagelaran acara.
"Di Pandang Tak Jemu, pengunjung bisa melakukan berbagai macam aktivitas, bisa piknik, bermain pasir, kemah, berenang dan melihat sunset. Kami juga siap memberikan edukasi tentang mangrove bagi rombongan yang ingin belajar cara menanam mangrove," ujar Pengelola Wisata Pandang Tak Jemu, Gery Semet, Minggu (9/1/2022).
Untuk kegiatan edukasi dan penanaman mangrove, pengunjung biasanya datang dalam rombongan.
Tempat wisata Pandang Tak Jemu ini sudah sering menerima kedatangan rombongan dari sekolah-sekolah untuk belajar tentang mangrove sekaligus menanam pohon dan juga berkemah.
Baca juga: Singapura Bakal Buka Lagi Jalur VTL, Gubernur Kepri Targetkan Peningkatan Sektor Pariwisata
Baca juga: Inilah 7 Tempat Wisata Paling Indah di Dunia, Ada Indonesia
Kawasan wisata ini sudah dilengkapi dengan fasilitas seperti panggung, musola, toilet, warung dan toko oleh-oleh yang dikelola oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) warga Kampung Tua Bakau Serip, Nongsa.
Punya Pohon Bakau Usia Ratusan Tahun
Dari beberapa destinasi wisata mangrove di Batam, salah satu keunikan Pandang Tak Jemu adalah lokasi ini ditumbuhi pohon-pohon bakau berusia tua dan tingginya melebihi seratus meter.
Pohon-pohon bakau di tempat wisata ini terdiri dari beberapa jenis, seperti Pohon Perepat (Sonneratia alba), Pohon Buta-buta (Excoecaria agallocha), dan aneka jenis bakau lainnya.
Di antara jenis bakau tersebut, Pohon Perepat yang tumbuh di bagian luar hutan menghadap ke laut, adalah salah satu pohon tertua.
"Bakau Perepat yang batangnya besar-besar itu usianya mencapai ratusan tahun. Sudah berdiri sejak kakek saya masih kecil," ujar Gery.
Ia mengungkapkan, sejak dahulu, lokasi ini sudah ditumbuhi aneka pohon bakau.
Penduduk sekitar yang tinggal di tempat itu, adalah para penjaga hutan bakau yang rawan ditebang untuk dijadikan arang atau produk perabotan.
Ketika itu, kakek Gery, melarang warga atau pun pendatang untuk menebang pohon-pohon bakau tersebut, karena dinilai sangat penting bagi keberlangsungan desa mereka.
Oleh karena sejak dulu, Bakau Perepat kerap jadi incaran, maka area ini pun akhirnya dijadikan tempat wisata.
Baca juga: Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Anambas Berganti, Haris Lantik Ratusan Pejabat
Baca juga: Pulihkan Ekonomi, Plt. Bupati Bintan yakin Sektor Pariwisata Bintan Bangkit
"Kami jadikan tempat wisata agar jelas ada yang mengelola, sehingga orang luar segan untuk masuk dan mengambil kayu-kayu itu," jelas Gery.
Area hutan bakau ini resmi beroperasi sebagai tempat wisata Pandang Tak Jemu sejak tahun 2018.
Meski diperuntukkan sebagai tempat wisata, hutan bakau Pandang Tak Jemu tak luput dari perawatan warga sekitar.
Biasanya, pengelola wisata kerap memeriksa kondisi pohon-pohon bakau, serta melalukan pembibitan, penyulaman dan penanaman bibit bakau tambahan, baik dengan polibag atau dengan propagul.
"Semua yang kami lakukan di sini selalu melibatkan masyarakat. Harapannya kegiatan wisata dan konservasi ini dapat meningkatkan perekonomian warga juga," tambah Gery.
Pernah Masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021
Tempat wisata Pandang Tak Jemu di kawasan Nongsa merupakan bagian dari desa wisata Kampung Tua Bakau Serip.
Desa wisata ini pernah masuk ke dalam 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandang Tak Jemu.
Pencapaian ini cukup bagus, mengingat Kampung Tua Bakau Serip menempati 100 besar dari sekitar 70.000 desa wisata yang dinilai di seluruh Indonesia.
Penilaian ADWI 2021 ini berlangsung selama enam bulan, dan pemenangnya baru diumumkan bulan Desember 2021 lalu.
Baca juga: Pulihkan Ekonomi, Plt. Bupati Bintan yakin Sektor Pariwisata Bintan Bangkit
Baca juga: Rekomendasi 5 Lokasi Wisata Pantai di Batam yang Asyik Dikunjungi saat Berlibur Akhir Pekan
"Alhamdulillah kami mendapat 100 besar. Itu pencapaian luar biasa karena desa wisata yang dinilai ada 70.000 desa. Prosesnya cukup panjang, sampai enam bulan lamanya," ujar Gery.
Menurutnya, kawasan wisata Pandang Tak Jemu memenuhi salah satu kriteria yakni destinasi wisata berkelanjutan.
Objek wisata ini mengedepankan ekowisata yang berbasis edukasi dan pelestarian lingkungan.
Ia mengapresiasi pemerintah daerah yang telah mendukung pengembangan destinasi wisata, khususnya Pandang Tak Jemu.
Dukungan ini salah satuny diwujudkan melalui promosi dan event-event yang digelar melalui Dinas Pariwisata Kepri dan Batam.
FAVORIT Wisatawan Lokal
Pengelola Wisata Pandang Tak Jemu, Gery, mengakui, jumlah pengunjung yang datang selama pandemi Covid-19 berkurang dibanding sebelum pandemi covid-19.
Sebelumnya, tempat wisata Pandang Tak Jemu kerap dikunjungi banyak wisatawan, terutama di akhir pekan.
Tidak hanya wisatawan lokasl saja, tetapi juga wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
"Paling banyak turis mancanegara itu dari China, Singapura, Vietnam, Thailand, dan Korea Selatan. Mereka suka melihat-lihat bakau," ujar Gery.
Baca juga: CEGAH Omicron Masuk Batam, Satpol PP Siaga di Sejumlah Tempat Wisata
Baca juga: DAFTAR Lokasi Spot Foto Unik di Wisata Jambu Marina Batam, Arena Berkuda hingga Sawah
Pada akhir pekan ini, masih ada beberapa pengunjung lokal yang mendatangi tempat wisata Pandang Tak Jemu, pada Minggu (9/1/2022), jumlahnya mencapai puluhan orang.
Salah seorang pengunjung, Weni, mengatakan, ia mengetahui tempat wisata ini dari rekomendasi teman dan media sosial.
Menurutnya, berkunjung ke hutan bakau Pandang Tak Jemu menjadi salah satu alternatif wisata yang cocok dinikmati di akhir pekan.
"Saya suka, tempatnya rindang, lokasinya di pantai tapi teduh karena dikelilingi sama pohon-pohon bakau. Enak buat bersantai atau camping," ujar Weni.(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Wisata Kepri