Mengenal Kurikulum Merdeka, Nadiem Makarim Sebut Banyak Dipakai Negara Maju
Nadiem Makarim memperkenalkan Kurikulum Merdeka yang mulai digunakan tahun ajaran 2022/2023. Apa itu?
TRIBUNBATAM.id - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim memperkenalkan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum ini bisa mulai digunakan pada tahun ajaran 2022/2023.
Nadiem menyebut jika Kurikulum Merdeka ini banyak digunakan pada sejumlah negara maju.
Apa sih Kurikulum Merdeka itu?
Kurikulum yang sebelumnya disebut kurikulum prototipe ini akan memberi kemerdekaan bagi pelajar maupun sekolah.
Ini artinya, sekolah tidak akan dipaksakan untuk mengikuti kurikulum itu.
Baca juga: Suaminya Bertahta Jadi Mendikbud RI, Terungkap Sosok Istri Nadiem Makariem, Geluti Bisnis Mentereng
Baca juga: Nadiem Makarim Akan Mengangkat 100.000 Guru Honorer Jadi PPPK, Segini Gajinya
Namun diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang sesuai kesiapannya.
Tenaga pengajar pun akan diberi kewenangan untuk menentukan alur pembelajaran melalui kurikulum baru ini.
Tidak hanya untuk sekolah, Nadiem menyebut pelajar juga nantinya dipermudah dengan hadirnya kurikulum ini.
Nadiem mencontohkan, nantinya di sekolah SMA tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS atau Bahasa.
“Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan,” kata Nadiem secara virtual, Jumat (11/2/2022).
Ia mengatakan, siswa bisa bebas memlih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA.
Pelajar nantinya tidak lagi akan terkatagorikan dalam kelompok jurusan IPA, IPS, atau Bahasa.
“Ini salah satu keputusan atau choice atau pemilihan yang bisa diberikan kemerdekaan bagi anak-anak kita yang sudah mulai masuk dalam umur dewasa untuk bisa memilih,” ucapnya.
Nadiem juga mengatakan, Kurikulum Merdeka yang dirancang lebih sederhana dan fleksibel akan semakin membuat siswa lebih aktif.
Baca juga: Nadiem Minta Sekolah Segera Belajar Tatap Muka, Walikota Batam Ungkap Alasan Tetap tak Kasih Izin
Baca juga: Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia Dilantik Jadi Menteri Jokowi
Sebab jenis-jenis aktivitas yang ada dalam kurikulum ini lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas berbasis proyek atau project base.
“Ini adalah skill-skill yang akan dibutuhkan anak itu pada saat dia keluar. Dia harus bisa bekerja secara kelompok. Dia harus bisa menghasilkan suatu hasil karya. Dia harus bisa berkolaborasi dan memikirkan hal-hal secara kreatif,” imbuhnya.
KAKU, Padat dan Membosankan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengungkap sejumlah alasan pemerintah membuat Kurikulum Merdeka.
Pertama, Kurikulum 2013 atau yang di tahun ajaran 2021/2022 ini masih berlaku, tidak fleksibel.
“Dia (guru) tidak bisa memilih sekolah itu mau fokus di bagian mana dulu, karena sangat kaku dan tidak fleksibel,” kata Nadiem secara virtual, Jumat (11/2/2022).
Kemudian, Nadiem mengatakan materi pembelajaran di kurikulum saat ini terlalu padat.
Menurutnya, hal itu kerap menjadi keluhan para peserta didik. Kepadatan materi, lanjut dia, juga membuat kurangnya waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam.
“Kami sudah mendengar komplain dari anak-anak kita, di masa pandemi khususnya, materi ini terlalu padat, tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nadiem mengatakan setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Apabila materi pembelajaran terlalu padat, hal itu akan membuat siswa yang tertinggal justru semakin ketinggalan.
Baca juga: Nadiem Makarim Ditemui Megawati Tak Sendiri, Sejumlah Petinggi PDIP Ikut Dampingi, Apa Dibicarakan?
Baca juga: Nadiem Wajibkan Sekolah Tatap Muka Terbatas, Usai Vaksinasi Para Guru Rampung
Ketiga, Nadiem mengatakan, materi pembelajaran yang ada saat ini membosankan dan kurang beragam.
“Materi kita kadang-kadang membosankan, kurang beragam, sehingga guru tidak punya banyak toolkit untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual,” kata dia.
Kemudian, ia juga mengatakan, teknologi digital belum digunakan secara optimal untuk pembelajaran.
Atas dasar itu, kemudian Kemendikbud Ristek membuat kurikulum baru yang dirancang lebih fleksible serta fokus ke materi yang esensial.
Kemendikbud Ristek juga akan memberikan dukungan digital berupa aplikasi yang akan menjadi referensi bagi guru dalam mengembangkan praktek mengajar secara mandiri dan berbagi praktek lain.
“Bisa memberikan keleluasaan para guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik,” imbuh Nadiem.
Ia juga menjelaskan, Kurikulum Merdeka merupakan inovasi daari Kurikulum Darurat yang diluncurkan saat awal pandemi covid-19.
“Jadi Kurikulum Merdeka itu adalah Kurikulum Darurat yang kita kembangkan supaya lebih optimal lagi,” ucapnya.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Rahel Narda Chaterine)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Nadiem Makarim
Sumber: Kompas.com