HUMAN INTEREST
Kisah Pilu 3 Bocah Kakak Adik Hidup Tanpa Orang Tua di Batam, Tak Mau Dipisahkan
3 bocah kakak adik di Batam ini tinggal di rumah peninggalan orang tua mereka. Ibunya meninggal tahun 2020, sedangkan ayahnya baru 2 bulan lalu.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kisah pilu dialami tiga bocah kakak beradik di Batam.
Mereka ingin tetap hidup bersama dalam satu rumah, meski kini jadi yatim piatu.
Tiga kakak beradik yang semuanya laki-laki ini, yakni Rafi (16), Rozi (15) dan Faiz (4). Mereka tinggal di Kaveling Sei Lekop RW 10, Blok B nomor 67, Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Sagulung.
Atau persisnya dekat Masjid Aminah.
Diketahui, ibu mereka sudah meninggal tahun 2020 . Satu tahun setelah itu, ayah mereka jatuh sakit dan meninggalkan mereka dua bulan lalu.
Sejak saat itu, mereka tinggal bertiga di rumah peninggalan orang tua. Untuk makan, mereka hanya berharap bantuan warga sekitar dan kerabat mendiang orang tua.
Si sulung Rafi, saat ini tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTs Hang Nadim Batam, begitu juga dengan adiknya. Sementara si kecil belum sekolah.
Saat mereka sekolah, Faiz dititip ke tetangga. Setelah pulang, Rafi dan Rozi kembali bergantian merawat adik mereka.
"Dulu ada paman, tapi saat ini sedang di kampung. Semenjak paman pergi, yang sering datang ke rumah adalah tetangga," kata Rafi, Senin (7/3/2022).
Baca juga: Harga Cabai Setan di Batam Makin Pedas, Capai Rp 90 Ribu Per Kg di Pasaran
Baca juga: Tutup Kejuaraan Taekwondo, Wali Kota Rudi Ingin Olahraga Batam Makin Jaya
Ia bercerita, sepeninggal ayahnya, mereka dibiayai oleh teman-teman ayahnya.
"Katanya dulu enam bulan ke depan kami dibiayai teman bapak. Katanya sudah dititipkan sama warga di sini," katanya.
Untuk kebutuhan makan, ada warga yang berbaik hati dan selalu mengantar makanan setiap harinya ke rumah.
"Kadang yang tidak ada uang saja, untuk beli bensin motor saat pergi sekolah," kata Rafi.
Sementara untuk keluarga dekat, tidak ada yang tinggal di Sagulung.
"Ada saudara dari mama mereka tinggal di Nongsa," kata Rafi.
Rafi mengatakan, awalnya sang paman sudah pernah meminta agar adiknya yang paling kecil dibawa ke kampung halaman. Namun Rafi tidak mau.
"Kami mau tetap bersama," katanya.
Dia juga mengatakan mereka tidak mau dipisahkan.
"Saya harus jaga adik-adik saya, dan kami akan selalu bersama," kata Rafi.
Kondisi kakak beradik yang tinggal di Sei Lekop ini, mengetuk hati Komunitas Dapur Dhuafa Sagulung, yang dipimpin oleh Nana Sukriana.
Sepeninggal ayah mereka, Komunitas Dapur Dhuafa ini sudah tiga kali mengunjungi tiga bocah tersebut.
"Komunitas kita ini kebetulan kumpulan ibu-ibu. Jadi kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan," kata Nana.
Ia mengatakan semenjak mengetahui kondisi anak tersebut hatinya sangat hancur.
"Ini yang membuat kita selalu berusaha menyisihkan waktu untuk mengunjungi mereka. Kita tidak ingin mereka merasa sendiri," kata Nana.
Ke depan, mereka juga akan selalu memberikan waktu untuk kakak beradik yang tinggal di Sei Lekop ini.
"Kita sudah banyak cerita sama mereka, untuk enam bulan ke depan, mereka masih dibiayai kawan-kawan ayahnya. Ke depan kita berusaha memberikan perhatian lebih kepada mereka," kata Nana.
Saat ini kebutuhan yang diperlukan oleh ketiga kakak beradik di Sei Lekop, hanya kebutuhan pembelian bensin untuk sepeda motor yang mereka gunakan ke sekolah. Untuk makan dan uang sekolah masih aman sampai saat ini.
"Yang kita pikirkan saat ini, masa depan anak-anak ini. Uang kuliah mereka dan juga untuk adik mereka yang masih umur empat tahun," kata Nana.
Di tempat yang sama, Ketua LPM Sei Lekop, Herman Sawiran mengatakan, ke depan mereka akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengawal kehidupan kakak beradik di Kelurahan Sei Lekop.
"Nanti kita akan ke sekolah mereka, kita juga akan berkoordinasi dengan RT/RW, dan Dinas Kesehatan, serta Dinas Sosial, untuk mengawal semua kebutuhan anak-anak tersebut," kata Herman.
Di tempat yang sama, Ketua FKTW Kelurahan Sei Lekop Johan Nababan mengatakan, kakak beradik tersebut nantinya akan menjadi tanggung jawab RT/RW di Sei Lekop.
"Ini akan menjadi perhatian serius kita RT/RW di Sei Lekop," kata Johan.
Untuk masyarakat yang ingin membantu kebutuhan tiga bersaudara ini, bisa menghubungi Wiwit di nomor +62 813-6498-0827, atau bisa mengirimkan bantuan melalui nomor rekening 821 21 51265 atas nama Lido Haswita, Bank Riau Kepri, Pengurus Dapur Dhuafa Sagulung..
(Tribunbatam.id/ Pertanian Sitanggang)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google