BATAM TERKINI
MUSISI Fiersa Besari Manggung di Pranala Fest 2022 Batam, Penonton Capai 2.500 Orang
Event "Pranala Fest 2022", Batam kedatangan musisi dan band terkenal, yaitu Fiersa Besari dan Fourtwnty dengan penonton mencapai 2.500 orang.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Selama pandemi Covid-19, banyak musisi atau penyanyi yang merindukan pengalaman bermusik di konser dengan jumlah penonton yang banyak.
Sebab, akibat pembatasan kegiatan masyarakat, yang hampir selama dua tahun ini diterapkan, event-event konser atau festival musik sebagian besar mengalami penundaan.
Namun kini, Batam berhasil menyelenggarakan festival musik perdana dengan jumlah penonton mencapai 2.500 orang.
Tak tanggung-tanggung, melalui event "Pranala Fest 2022", Batam kedatangan musisi dan band terkenal, yaitu Fiersa Besari dan Fourtwnty.
Fiersa Besari adalah musisi solo yang terkenal dengan lagunya berjudul "Celengan Rindu" dan "April".
Pria 38 tahun asal Bandung ini juga merupakan seorang penulis, pendaki, dan Youtuber.
"Ini pertama kali (sejak pandemi) saya dan kawan-kawan manggung, terutama di luar pulau. Dan yang jadi (lokasi) perdana adalah di Batam," ucap Fiersa, dalam konferensi pers di Harris Resort Waterfront, Tanjungriau, Batam yang menjadi venue Pranala Fest, Sabtu (12/3/2022) malam.
Selain kesempatan perdana manggung sejak pandemi Covid-19, acara Pranala Fest juga menjadi momen pertama bagi Fiersa menampilkan secara langsung, single terbarunya berjudul "Runtuh".
Baca juga: MALING Gasak Aset Sebuah Perusahaan di Batam, Beraksi saat Penjaga Gudang Bertugas
Baca juga: Pariwisata Kepri Aman, Event Festival Musik Perdana Bertajuk Pranala Fest Sukses Digelar
Lagu ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang tidak bahagia namun mencoba untuk baik-baik saja. Lagu ini berhasil mencuri hati para anak muda yang menghadiri Pranala Fest malam itu.
Uniknya lagi, Fiersa menceritakan tentang perjalanan mendakinya dua hari sebelum terbang ke Batam.
Ia mengungkapkan, sebelum manggung di Pranala Fest, pada Kamis (10/3/2022), ia masih berada di atas Gunung Gawalise, di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Menurut pengalaman Fiersa, gunung itu termasuk jalur pendakian ekstrim di Palu, meski ketinggiannya hanya 2.200 mdpl. Fiersa menceritakan bagaimana ia sempat mengalami cedera, dehidrasi, hingga kehilangan drone selama pendakian itu.
"Tanggal 10 saya masih di atas gunung, susah payah cari sinyal untuk pesan tiket dari Palu ke Jakarta. Dari Jakarta saya rela bermacet-macet pulang ke Bandung dulu untuk mencium wangi anak. Lalu jam 1 pagi saya balik ke Jakarta, kemudian terbang ke Batam," ungkap Fiersa.
Fiersa mengaku, jadwal yang padat itu tetap ia jalani dengan perasaan senang.
Pasalnya, baik mendaki maupun bermusik merupakan dua hal yang sama-sama membuatnya bahagia.