BERITA SINGAPURA
Masuk Singapura Tanpa Karantina Mulai 1 April 2022, Aturan Hampir seperti Sebelum Pandemi
Singapura mengizinkan turis masuk Singapura tanpa karantina. Namun wisatawan itu harus sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap.
Para wisatawan memang masih wajib menjalani tes pra-keberangkatan dalam waktu dua hari sebelum berangkat ke Singapura.
Namun, mereka tak akan diminta untuk memberikan pemberitahuan tinggal di rumah atau menjalani tes antigen tanpa pengawasan setelah tiba di Singapura.
Sedangkan untuk pemegang kartu tanda izin masuk jangka panjang, dan pengunjung jangka pendek berusia 13 tahun yang belum vaksinasi lengkap, umumnya tak diperbolehkan masuk ke Singapura, dengan beberapa pengecualian.
Ini termasuk pemegang izin jangka panjang yang secara medis tak memenuhi syarat untuk vaksin, serta yang memiliki persetujuan masuk sah, seperti alasan belas kasihan.
Untuk kelompok ini, mereka akan diminta mengikuti tes pra-keberangkatan, dalam waktu dua hari sebelum keberangkatan ke Singapura.
Mereka juga harus tinggal di rumah selama tujuh hari, dan menjalani tes PCR selama masa isolasi mereka.
Secara terpisah, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan akan terus memonitor situasi Covid-19 secara lokal dan global.
Mereka juga mulai memikirkan untuk mencabut keharusan melakukan tes pra-keberangkatan pada beberapa pekan ke depan.
Kian Bebas di Bandara
Menteri Perhubungan S. Iswaran mengatakan pada konferensi pers yang diadakan oleh gugus tugas multi-kementerian tentang Covid-19 bahwa akan ada beberapa perubahan lain dengan pembukaan kembali untuk semua pelancong yang divaksinasi.
Awak pesawat dapat melanjutkan aktivitas normal di Singapura atau di luar negeri. Mereka akan dikenakan persyaratan pengujian yang sama dengan wisatawan yang divaksinasi.
Pekerja bandara hanya perlu mengenakan masker bedah, kecuali mereka yang memiliki peran berisiko tinggi yang akan diminta untuk mengenakan pelindung wajah dan sarung tangan.
Mereka tidak lagi diharuskan menjalani tes Covid-19 secara teratur.
Bandara tidak akan lagi dipisahkan menjadi zona, sehingga memungkinkan semua pelancong untuk bergerak bebas di area transit.
Namun Iswaran mengingatkan bahwa Singapura harus bersiap untuk segera menetapkan kembali protokol kesehatan masyarakat jika situasi Covid-19 berubah secara tiba-tiba.
Dia menambahkan: “Pergeseran ke Kerangka Perjalanan yang Divaksinasi ini merupakan langkah yang menentukan bagi Singapura dan sinyal penting bagi dunia – bahwa Singapura telah sepenuhnya membuka kembali perbatasannya, bahwa kami terhubung kembali dengan dunia, dan mengklaim kembali status Changi sebagai pusat penerbangan internasional. .”(*)