HUMAN INTEREST
KISAH Jalaludin, 30 Tahun Jadi Pembaca Doa Bagi Warga saat Ziarah Kubur di Lingga
H. Jalaludin Muhammad Yusuf (65), yang merupakan salah seorang tokoh agama yang paling dikenal warga di TPU kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep.
Penulis: Febriyuanda |
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Ziarah ke kuburan menjelang bulan suci Ramadan sudah menjadi kebiasaan dan budaya sebagian masyarakat Indonesia.
Termasuk di wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Menjelang bulan suci Ramadan 1443 Hijriyah, warga di Kabupaten Lingga tidak melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Tempat Pemakaman Umum (TPU) umat Islam.
Mereka melakukan ziarah dua hingga tiga hari, sebelum masuk bulan suci Ramadhan.
Beberapa peziarah tampak pergi sendiri ataupun membawa keluarga untuk mendoakan kuburan orang tua dan kaum kerabat mereka.
Hal itu tampak dari pantauan TRIBUNBATAM.id, di TPU kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep, Sabtu (2/4/2022) sore.
Namun ada seseorang yang tampak sibuk membacakan tahlil dan doa di sana.
Dia H. Jalaludin Muhammad Yusuf (65), yang merupakan salah seorang tokoh agama yang paling dikenal warga di sana.
Baca juga: Usianya Hampir Satu Abad, Simak Sejarah Masjid Tertua di Anambas, Masjid Jami Baiturrahim
Baca juga: Disinggung Gubernur, Dinkes Ungkap Pemicu Capaian Vaksinasi Booster di Lingga Rendah
Pria ini tinggal di Sekop Darat, Kelurahan Dabo.
Dia memang berprofesi sebagai pendoa dan pemandi jenazah.
Pekerjaan yang telah dirintis nya lebih kurang 30 tahun ini, menjadi keberkahan baginya menjelang Ramadhan.
Beberapa warga saat itu memintanya untuk membacakan doa di kuburan orang terdekat mereka.
Ya, dia mendapatkan imbalan secara ikhlas dari orang yang meminta bantuannya.
"Bukan saya sendiri, ada juga yang lain. Kalau sendiri mungkin saya tidak bisa handle," ungkap Jalal saat diwawancarai TRIBUNBATAM.id.
"Itu (imbalan-red) tidak ditentukan nominalnya, berapa pun yang dikasi saya terima. Namanya juga amal jariyah," terangnya.
Biasanya dia membacakan doa khusus atau doa arwah.
Tidak hanya di pemakaman itu saja, namun lansia 65 tahun itu sering dipanggil di beberapa wilayah terdekat.
"Yang biasanya ramai ziarah atau 3 hari menjelang puasa dan 5 hari jelang hari raya," sebutnya.
Dia mengungkapkan, bahwa dia bisa meraup keuntungan hingga Rp 1 juta menjelang bulan suci Ramadan, untuk membantu pembacaan doa di kubur.
"Tidak tentu juga, ada yang punya rezeki lebih bisa dikasi Rp 200 ribu. Tapi ada yang juga kasi Rp 10 ribu, hingga ada yang kasi Rp 5 ribu. Tapi saya terima, tergantung keikhlasan mereka," terangnya.
Namun, pria yang juga mengobati orang sakit ini tidak menggantungkan diri dari pekerjaan yang ia jalani ini.
Menurutnya, hal ini juga menjadi ladang amal ibadah buatnya secara tidak langsung.
Jalal saat ini tinggal di sebuah rumah panggung sederhana yang terbuat dari kayu, dengan cat di dinding yang sudah usang.
Biasanya juga dia sering menjadi imam di tiap masjid di Dabo Singkep. (TRIBUNBATAM.id/Febriyuanda)