FEATURE

Sejarah Masjid Raya Baitusysyakur Batam dan Misteri Tujuh Makam di Dalam Area Masjid

Ketua Harian Masjid Raya Baitusysyakur Batam Andi mengatakan, pihaknya cukup kesulitan menelusuri asal-usul 7 makam yang berada di dalam area masjid

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Ronnye Lodo Laleng
Potret Masjid Raya Baitusysyakur Batam yang terletak di Sei Jodoh. Masjid ini pertama kali dibangun sekitar tahun 1080an 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Masjid Raya Baitusysyakur. Nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat Kota Batam pada umumnya.

Ya, masjid bercat hijau tersebut terletak di Jalam Imam Bonjol No.1, Sungai Jodoh, Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Masjid ini sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Batam, mungkin sampai ke nasional bahkan internasional.

Itu lantaran pernah terjadi penyerangan seorang ustaz oleh orang tak dikenal di dalam masjid sebelumnya.

Namun bukan soal penyerangan terhadap seorang ustaz yang kita bahas saat ini. Melainkan sejarah masjid.

Diketahui Masjid Raya Baitusysyakur kini sudah berubah total dari bangunan sebelumnya.

Bangunan masjid megah dan modern itu, kini dilengkapi dengan bangunan menara yang menjulang di antara gedung- gedung jangkung yang memadati kawasan Sungai Jodoh Batam.

Meski tergolong tinggi, namun menara masjid ini tetap saja kalah dengan jangkungnya gedung lain di sekitarnya.

Baca juga: Sejarah Masjid Raya Sultan Riau Penyengat, Punya Al-Quran Tulis Tangan Tahun 1867

Baca juga: INGIN Nikmati Ibadah Tanpa Protokoler, Amsakar dan Istri Berpindah-pindah Masjid saat Sholat Subuh 

Masjid Raya Baitusysyakur kini dikepung berbagai jenis bangunan seperti hotel dan tempat pelayanan umum lainnya.

Masjid Raya Baitussyakur pertama kali dibangun sekitar tahun 1980-an.

Menurut sejarah, sebelum berada pada lokasi saat ini, Masjid Raya Baitusysyakur sudah ada dan pernah dibangun tidak jauh dari lokasi yang sekarang.

Masjid tersebut dahulunya dibangun menggunakan bangunan kayu pada tahun 1986-1988.

Sebelum didirikan, lokasi Masjid Raya Baitusysyakur merupakan daerah perbukitan.

Namun kini lokasinya sangat strategis dan gampang ditemukan masyarakat yang hendak melakukan salat.

Sejak dibangun, di sekitar masjid ini memang sudah ada tujuh makam tua yang belum diketahui identitasnya.

Tujuh makam keramat itu terletak di dalam kawasan masjid, dan kini sudah diperbaharui sehingga lebih indah jika dibandingkan dengan bentuk asli.

Ada pun makam-makam tersebut diperkirakan sudah berusia 200 tahun lebih.

Ketua Harian Masjid Raya Baitusysyakur Andi mengatakan, pihaknya cukup kesulitan menelusuri asal-usul 7 makam itu.

Lantaran tidak ditemukan artefak atau petunjuk di nisan yang menunjukan identitas makam tersebut.

Andi menjelaskan, dahulunya di kawasan itu merupakan tempat pemakaman umum. Karena hendak dibangun beberapa gedung, alhasil makam yang lain dipindahkan ke TPU Langgeng di Sei Panas, Batam.

Sementara tujuh makam tersebut tidak dipindahkan karena dianggap merupakan tokoh penting.

Dahulunya, tujuh makam itu sempat akan dipindahkan karena dinilai kurang pas berada di dalam masjid.

Namun setiap kali makam itu akan dibongkar, alat berat untuk memindahkan makam selalu mati, dan selalu ada hambatan hingga pada akhirnya tujuh makam tersebut dibiarkan hingga sekarang.

"Sampai hari ini, belum ada dari pihak terkait atau sumber lain yang menyatakan keterangan identitas 7 makam tersebut," sebut Andi, Rabu (6/4/2022) kepada Tribunbatam.id.

Ia mengaku, sejauh ini masyarakat Kampung Tua Tanjung Uma mengklaim makam-makam tersebut adalah makam leluhur mereka. Sehingga setiap bulan Ramadan, banyak warga Tanjung Uma Batam yang datang berziarah.

Tidak hanya itu, beberapa orang dari Tembesi hingga dari Singapura juga datang dan menyatakan hal yang sama.

Kendati demikian, pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Terpenting adalah sama-sama menjaga kebersihan dan ketertiban saat berziarah di makam tersebut.

Ia menceritakan, sebelumnya lokasi masjid tersebut memang masih berada di area Tanjung Uma.

Maka diperkirakan, tujuh makam tersebut merupakan orang-orang yang pertama menempati wilayah Kampung Tua Tanjung Uma di sekitar Jodoh dan Nagoya.

Saat ini Masjid Raya Baitusysyakur terus mengalami perubahan dari bentuk awalnya.

Masjid Raya Baitusysyakur sempat menjadi ikon pariwisata di Batam, dengan luas 900 meter persegi.

Masjid ini mampu menampung jemaah sekitar 4.000 hingga 5000 orang.

Tidak hanya itu, tempat parkir pun tergolong luas. Sehingga jemaah yang hendak salat bisa dengan leluasa memarkirkan kendaraan mereka.

Itu pula yang menambah daya tarik masjid ini sehingga banyak dikunjungi masyarakat dan wisatawan hingga hari ini. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved