RAMADHAN
INGIN Nikmati Ibadah Tanpa Protokoler, Amsakar dan Istri Berpindah-pindah Masjid saat Sholat Subuh
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad berbagi pengalaman spiritual yang dia rasakan selama ini. Termasuk saat ingin beribadah tanpa protokoler.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengungkapkan rasa syukur dan ingin berbagi pengalaman spiritual yang dia rasakan selama ini.
Pria kelahiran Sungai Buluh, Lingga 1 Agustus 1968 silam ini memang dikenal ramah dan mudah bergaul.
Di sela-sela kesibukannya, Amsakar pun berbagi cerita pengalamannya selama menjalankan ibadah.
"Titik pelaksanaan Ibadah yang terasa berbeda dari biasanya, pertama ketika almarhum orangtua saya meninggal. Rasanya seminggu sampai dua minggu pertama salat itu luar biasa. Mulai dari tahapan salat, rukuk, sujud doa-doa itu rasanya seperti diterima oleh Allah SWT. Terasa seperti berdialog langsung," kata pria berkacamata ini saat berada di Batam Center.
Kedua, ketika dirinya sedang penyelesaian tugas akhir saat kuliah yang tak kunjung selesai.
Di tengah kegalauan, doa adalah obat mujarab untuk segala masalah yang ada.
"Rasanya Allah inilah tempat mengadu saya. Nilai pada saat pelaksanaan ibadah itu terasa total," ujar Bapak 3 orang putri itu.
Menurutnya itulah yang disebut dengan pelaksanaan ibadah Kaffah, ketika ada kompleksitas persoalan, komunikasi dengan sang pencipta adalah hal yang utama.
"Lalu di saat berdialog dengan Allah langsung tumpah dan total," tuturnya.
Baca juga: KABAR GEMBIRA! Wisatawan Mancanegara Masuk Indonesia Kini Tak Perlu Test PCR Lagi
Baca juga: TAHUN Ini Pembayaran THR di Batam tak Boleh Dicicil dan Harus Dibayar Penuh
Ketiga, saat dirinya berada di Tanah Suci Mekah. Suasana total di Mekah memang untuk beribadah.
Hampir tak ada waktu berfikir tentang duniawi.
"Seperti berpikir di Batam. Di situ abis waktu kita tersita untuk ibadah," katanya.
Menariknya lagi, selama Ramadan tahun ini, dari puasa pertama hingga hari ketiga, Amsakar dan isterinya, Erlita Sari Amsakar salat subuh di beberapa Masjid dan mencoba menjadi warga Batam biasa.
Hari pertama Amsakar Salat Subuh di Masjid Batara Raya.
Mereka berdua pergi seperti warga Kota Batam biasa, tanpa ajudan dan sopir. berharap bisa berperan sebagai masyarakat biasa.