RAMADHAN

Tentang Salat Tarawih 11 atau 23 Rakaat Selama Ramadhan, Seperti Apa Hukumnya?

Jika di bulan-bulan selain Ramadhan tidak ditemui, maka selama Ramadhan Salat Tarawih rutin dilaksanakan di seluruh masjid di Tanah Air

TRIBUNBATAM.id/HENING SEKAR UTAMI
Suasana ibadah Salat Tarawih perdana di Masjid Agung Batam Center, Senin (12/4/2021) 

Pertama hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas: "Aku berdiri di samping Rasulullah; kemudian Rasulullah meletakkan tangan kanannya di kepalaku dan dipegangnya telinga kananku dan ditelitinya, lalu Rasulullah salat dua rekaat kemudian dua rekaat lagi, lalu dua rakaat lagi dan kemudian dua rekaat, selanjutnya Rasulullah Salat Witir kemudian Rasulullah tiduran menyamping sampai bilal menyerukan adzan. Maka bangunlah Rasulullah dan salat dua rekaat singkat-singkat, kemudian pergi melaksanakan Salat Subuh," (HR. Muslim).

Baca juga: Resep dan Cara Membuat Es Kolang-kaling Nangka Kuah Santan, Santapan Segar untuk Buka Puasa

Baca juga: Puasa Ramadahan 2022: Niat dan Doa Berbuka Tulisan Arab & Latin Lengkap dengan Artinya

Kedua, hadis yang diriwayatkan dari Abu Salamah: "Diriwayatkan dari Abu Salamah Ibn 'Abdul Rahman bahwa Abu Salamah bertanya kepada Aisyah r.a bagaimana cara salat Rasulullah SAW di Bulan Ramadhan.

Aisyah menjawab "Baik di Bulan Ramadhan ataupun di luar Bulan Ramadhan, Rasulullah SAW selalu melakukan salat (malam) tidak lebih dari sebelas rakaat. Rasulullah melaksanakan salat empat rakaat dan jangan ditanyakan tentang baik dan panjangnya salat yang beliau lakukan. Kemudian salat lagi empat rekaat dan jangan ditanyakan tentang baik dan panjangnya salat yang beliau lakukan. Lalu beliau salat (witir) tiga rakaat," (HR Bukhari).

Salat Tarawih 23 Rakaat

Pelaksanaan Salat Tarawih 23 rakaat memiliki 3 landasan utama sebagaimana disampaikan oleh Syamsul.

Landasan pelaksanaan Salat Tarawih 23 rakaat tersebut di antaranya: Hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas.

Ia meriwayatkan bahwa Rasulullah Salat Tarawih di Bulan Ramadhan sendirian sebanyak 20 rakaat. (HR Baihaqi dan Thabrani).

Hadis yang diriwayat oleh Ibnu Hajar, "Rasulullah salat bersama kaum Muslimin sebanyak 20 rakaat di suatu malam Ramadhan."

Menurut sejarah Islam, Khalifah Umar bin Khattab menyelenggarakan Shalat Tarawih dan Witir 23 rakaat sebagaimana dilihat di Kitab al-Muwaththa’ Yazid bin Huzaifah yang berkata:

"Kaum muslimin pada masa Umar bin Khattab melakukan Shalat Tarawih (dan Witir) di Bulan Ramadhan sebanyak 23 rakaat."

Baca juga: Cepat dan Praktis, Ini Resep dan Cara Membuat Minuman Segar dari Mangga untuk Buka Puasa

Baca juga: Intip Resep Es Kelapa Madu yang Segar dan Nikmat, Cocok untuk Buka Puasa

Menurut Syamsul, perbedaan pelaksanaan Salat Tarawih tidak perlu diperdebatkan.

Sebab, seperti dikutip dari kompas.com, keduanya sama-sama memiliki dasar hukum masing-masing.

"Karena kalau perdebatan berarti menganggap diri kita benar dan yang lain salah," kata Syamsul.

Alih-alih memperdebatkan jumlah rakaat dalam ibadah Salat Tarawih yang dinilainya tidak efektif, Syamsul justru menyoroti geliat masyarakat untuk Salat Tarawih yang cenderung menurun di pekan ketiga dan keempat Ramadhan.

"Banyak masjid-masjid yang sepi jemaah terutama di pekan ketiga dan keempat. Maka perdebatan Salat Tarawih dan Witir 11 rakaat atau 23 menjadi tidak efektif," ujar Syamsul.

"Yang penting adalah bagaimana umat Islam rajin tarawih di masjid-masjid itu sudah luar biasa, dari sisi ibadah mahdloh maupun dakwah," pungkasnya.

.

.

.

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved