Perayaan Jumat Agung di Gereja Katolik Santo Damian Bengkong Digelar Lebih Singkat saat Pandemi
Durasi perayaan Jumat Agung di Gereja Katolik Santo Damian Bengkong, Jumat (15/4) berlangsung sekira 1,5 jam. Padahal biasanya bisa sampai 3 jam
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Dewi Haryati
Umat yang sudah selesai mengikuti perayaan diarahkan untuk meninggalkan halaman gereja melalui gerbang utama bagian tengah.
Sedangkan gerbang utama bagian samping dikhususkan bagi umat yang datang untuk menghadiri perayaan Jumat Agung kedua pada pukul 15.00 WIB.
“Bapak dan ibu, silakan keluar melalui gerbang tengah. Gerbang samping khusus untuk umat yang datang untuk perayaan kedua,” ungkap petugas tata tertib perayaan.
Satu per satu umat meninggalkan gereja dengan tenang. Pastor yang memimpin perayaan Jumat Agung berpesan kepada seluruh umat agar melewati hari itu dengan keheningan.
Sebab, dalam keheningan, umat bisa merenungkan misteri wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
Mari Kita Tenggelam dalam Cinta Yesus
SETIAP perayaan keagamaan selalu mempunyai makna tersendiri. Makna perayaan Jumat Agung bagi umat Katolik disampaikan oleh Rm Atun Wardoyo SS.CC, pastor pemimpin perayaan tersebut dari mimbar Gereja Katolik Santo Damian, Bengkong.
“Di Hari Jumat Agung ini, mari kita tenggelam dalam cinta Yesus Kristus,” ungkap sang pastor memulai khotbahnya.
Dia kemudian mengajak seluruh umat untuk juga masuk ke hati Yesus Kristus yang tersalib. Dengan demikian, setiap umat Katolik bisa memaknai salib itu sendiri dalam rangkaian Perayaan Jumat Agung.
Bagi Wardoyo, salib merupakan simbol penderitaan. Namun, Yesus Kristus sudah mengubah makna salib tersebut sebagai sumber kebangkitan dan keselamatan melalui penderitaan dan wafat-Nya sendiri.
Salib juga menjadi tanda cinta yang sempurna. Sebab, dengan menderita dan memikul salib menuju Gunung Golgota, Yesus Kristus menunjukkan cinta kepada umat manusia yang ditebus-Nya.
“Oleh karena itu, cinta membutuhkan penderitaan. Cinta tanpa penderitaan adalah kosong. Mari kita bawa cinta kepada keluarga dan lingkungan tempat kita tinggal,” pesan Wardoyo. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google