Kuartal I 2022, BNI Catatkan Pertumbuhan Laba 63,2 Persen Year on Year
Dirut BNI Royke Tumilaar memaparkan, percetakan laba lebih tinggi pada kuartal I 2022 mencapai Rp 3,96 triliun atau tumbuh 63,2 persen secara tahunan
Kredit di segmen Business Banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 9,9 persen yoy menjadi Rp 193,2 triliun, segmen Large Commercial yang tumbuh 24,5 persen yoy menjadi Rp 46,1 triliun, segmen UMKM juga tumbuh 11,8 persen yoy dengan nilai kredit Rp 98 triliun.
Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 4,8 persen yoy menjadi Rp 489,3 triliun. Kenaikan ekspansi kredit di seluruh segmen tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang juga sudah mulai pulih.
Sektor yang dibidik di segmen business banking adalah sektor perdagangan, infrastruktur, dan industri pengolahan. Bahkan, pembiayaan segmen hijau terus menunjukkan kebutuhan pembiayaan dengan ticket size besar sekaligus berkualitas. Hal ini dapat menjadi motor pendorong kredit sindikasi, salah satu penopang kredit korporasi Perseroan.
Dari sisi konsumer, kredit payroll dan kredit kepemilikan rumah membukukan penguatan kinerja positifnya pada awal tahun ini dengan pertumbuhan masing-masing 18,8 persen dan 8,4 persen secara yoy.
Secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,4 persen yoy. Hal ini dikarenakan brand consumer banking BNI yang terbentuk dengan baik sehingga mampu memberi daya saing yang sangat kuat dalam berkompetisi dengan peers untuk melayani kebutuhan pembiayaan konsumer masyarakat.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melanjutkan, dalam masa pemulihan ekonomi awal tahun ini, BNI pun memperkuat posisi permodalan dan likuiditas. Tentunya kondisi likuiditas dan permodalan ini menjadi pondasi dalam melanjutkan kestabilan kinerja sekaligus menopang pertumbuhan bisnis lebih positif.
Dana pihak ketiga tumbuh 8,4 % secara yoy, dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2 persen dari periode sama tahun lalu 67,9 persen.
“Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 1,74 persen pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46 persen pada kuartal pertama 2022. Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka. Ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi 19,3 persen, naik 120 basis poin secara yoy,” sebutnya.
Novita menuturkan, perbaikan risiko kredit juga memberi dukungan peningkatan kinerja yang sangat baik pada awal tahun ini. Loan at risk BNI pada Q1 2022 tercatat 22,1 persen, atau membaik 4,8 persen secara yoy. Demikian juga halnya dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) BNI yang terus bergerak membaik 60 basis poin yoy ke posisi 3,5 persen dari periode sama tahun lalu 4,1 persen.
“Restrukturisasi kredit akibat pandemi terus menunjukkan perbaikan yang semakin positif pada awal 2022. Kredit restrukturisasi covid-19 tercatat Rp 69,6 triliun, turun dari posisi periode sama tahun lalu sebesar Rp 84,3 triliun. Bahkan, debitur BNI terdampak pandemi telah mulai melakukan pembayaran sehingga kami optimis tren perbaikan kualitas kredit akan terus berjalan di semua segmen,” sebutnya.
Kinerja Layanan Digital
Direktur IT dan Operasi BNI Y.B. Hariantono menambahkan, kinerja digital banking BNI juga tak kalah menariknya. BNI proaktif meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan dalam mendorong dan mengembangkan solusi digital bagi para nasabah.
“Semakin banyaknya fitur dan layanan yang bisa dimanfaatkan nasabah lewat Super App Ecosystem BNI Mobile Banking, membuat layanan ini semakin menjadi favorit para nasabah. BNI Mobile Banking juga menempati peringkat 1 Mobile Banking Application di Google Play Store,” katanya.
Y.B. Hariantono memaparkan, Perseroan mencatat jumlah pengguna aplikasi BNI Mobile Banking tersebut sudah mencapai 11,47 juta nasabah pada Q1 2022 ini atau meningkat 34 persen yoy. Jumlah transaksi meningkat signifikan 34,7 persen mencapai 128 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 175 triliun, tumbuh 26,8 persen yoy.
“Tentunya pencapaian yang sangat baik ini akan terus kami jaga dan tingkatkan. BNI terus memperkuat eksistensi untuk menjadi channel layanan perbankan utama bagi nasabah perbankan Indonesia,” sebutnya.
