HUMAN INTEREST
KISAH Sumiati, Penjual Jamu Gendong di Batam, 14 Tahun Jalan Kaki Berkilo-kilo Demi Hidupi 3 Anak
Sumiati, seorang penjual jamu gendong di Batam menceritakan perjuangannya berjalan berkilo-kilo meter menjajakan jamu untuk menghidupi 3 anaknya.
Penulis: Beres Lumbantobing |
Tiga anaknya mampu ia besarkan, kebutuhan hidup hingga kebutuhan pendidikan anaknya juga mampu ia penuhi.
Kini, ketiga anaknya telah lulus sekolah.
“Iyo mas, cuman jualan jamu keliling. Dari dulu saya emang sudah jualan jamu. Dulu, awalnya saya jualan jamu di Seraya. Tapi sekarang sudah pindah ke Punggur,” ujar Sumiati saat ditemui Tribun di Kavling Punggur, Rabu (27/4/2022) sore.
Saat itu, Sumiati tengah berjalan kaki melintas di kawasan kavling Punggur.
Penasaran dengan rasa jamu Sumiati, penulis pun mencobanya.
Sembari meracik jamu dalam segelas cangkir kaca, Sumiati mengaku sudah cukup mahir dalam meracik jamu.
Tak heran jika Ia bisa meraup keuntungan Rp 100 ribu per harinya.
“Kalau hasil jualan nggak nentu sih bang. Tapi, Insya Allah cukuplah. Paling setiap hari dapat 100 ribu, kalau pas lagi ramai yang beli bisa dapat 200 ribu,” ucap Sumiati sambil menutup botol ramuan jamu.
Tak segan-segan, Sumiati menjelaskan ada beberapa jenis jamu yang ia jual. Termasuk jamu penambah stamina.
Tak lama meracik secangkir jamu, beberapa warga lainnya juga menghampiri Sumiati.
“Bu, saya jamunya 1 gelas ya. Eh, tambah lagi iya, jadi tiga sama anak saya juga,” ucap seorang warga memesan jamu Sumiati.
Waktu Sumiati untuk berbincang pun semakin lama.
Menjadi seorang pedagang jamu keliling, bagi Sumiati tak selamanya enak. Ia juga merasakan keluhan dan rintangan.
“Iya mas. Kalau hujan turun, waduh. Itu pasti nggak bisa jualan. Gimana mau keliling jalan kaki, bisa basah. Makanya terpaksa harus off,” kata Sumiati dengan nada sedih.
Bukan persoalan hujannya, menurut dia rasa sedih justru muncul saat dia tak bisa berjualan padahal sedang butuh uang untuk bayar sekolah anak.