NEWS ANALISIS
Ekonomi Kepri Tumbuh 6,5 Persen, Rp 33, 5 Triliun Uang Tunai Ditarik Selama Ramadhan dan Idul Fitri
Wakil Rektor IV Universitas Riau Kepulauan, Dr Hj Sri Langgeng Ratnasari, SE MM menyebut pertumbuhan ekonomi 6,5 persen di Kepri sangat baik.
Penulis: ronnye lodo laleng |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pasca Idul Fitri 1443 Hijriah kondisi ekonomi Kepri dinilai mulai membaik.
Hal ini dibuktikan lewat meningkatnya hunian beberapa hotel di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Sebab, pandemi COVID-19 perlahan-lahan menuju endemi.
BI mencatat ada Rp 33,5 triliun penarikan tunai selama Ramadan hingga Idul Fitri atau tumbuh 6,5 persen di Wilayah Sumatera.
Untuk menganalisa hal tersebut Wakil Rektor IV Universitas Riau Kepulauan, Dr. Hj. Sri Langgeng Ratnasari, SE MM menyebutkan bahwasanya pertumbuhan ekonomi 6,5 persen itu sangat baik.
Mengingat pada Maret 2022 tingkat pertumbuhan ekonomi masih berada di 4,75 persen.
Dosen ekonomi Unrika itu berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi selama Lebaran itu sangat positif.
Yang pertama ada kebijakan Pemerintah yang sudah memperbolehkan masyarakat untuk bepergian.
Nah dalam hal ini berbeda dengan Lebaran dua tahun yang lalu, yang melarang masyarakat untuk mudik.
Kebijakan tersebut secara otomatis menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi yang sangat fantastis.
Baca juga: Beri Info Soal Pengedar Narkoba di Kampung Aceh, Seorang Warga Batam Langsung WhatsApp Kapolresta
Selama dua tahun ekonomi Kepri memang stagnan karena masyarakat tidak bisa bepergian sehingga otomatis pengeluaran sangat terbatas.
"Kendati demikian, menurut analisis saya itu semua bersifatnya sementara saja atau pertumbuhan instan," sebut Sri Langgeng kepada Tribun Batam Selasa, (10/5/2022).
Dikatakannya, sesuai dengan prediksi bisa terjadi penurunan, ketika masyarakat kurang disiplin dalam menjaga protokol kesehatan Covid-19. Mengingat saat ini situasi masih belum pulih seperti dulu.
Ia juga berharap mudah-mudahan pihak Pemerintah segera membelanjakan APBD dan APBNnya sehingga membantu pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi.
Semoga kondisi ini terus membaik sehingga, lapangan pekerjaan yang saat ini mulai tumbuh dari sektor hotel, dunia usaha, dan penerbangan bisa kembali merekrut karyawan, sehingga perkembangannya makin stabil.
Sri Langgeng juga mengatakan apabila dilihat dari kebijakan Pemerintah dan juga negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang mengijinkan keluar masuknya warganya ke Indonesia juga membawa dampak positif bagi masyarakat Batam dan Kepri khususnya.
"Yang menjadi PR kita adalah tingkatan pelayanannya agar daerah kita tetap menjadi daya tarik bagi masyarakat Singapura dan Malaysia untuk tetap nyaman berkunjung ke Kepri," katanya.
Ia menyarankan kepada Pemerintah Kepri agar segera mengoptimalkan pembelanjaan APBD dan APBN mengingat sejak Maret 2022 kemarin sudah mulai cair pembelanjaan dari anggaran yang ada.
Namun menurutnya, karena bertepatan dengan Lebaran maka ada beberapa hambatan dan belum sempat di belanjakan oleh Pemerintah.
Untuk itu, masih kata Sri, pada Mei 2022 ini, Pemerintah bisa mulai optimalkan pembelanjaannya agar bisa tetap stabil ekonomi Kepri dan Sumatera.
Menurutnya, pembelanjaan APBD dan APBN tersebut bisa dilakukan berupa perbaikan jalan yang rusak dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Hal itu bisa menjadi multiplier effect, agar semuanya bisa bergerak.
Semuanya itu bisa menambah kebutuhan tenaga kerja sehingga mereka bisa ikut berbelanja kebutuhan pokok di pasar ataupun minimarket, dan secara otomatis pertumbuhan ekonomi Batam dan Kepri hingga Sumatera tetap tumbuh. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)