Indonesia Dilanda Suhu Panas, Ini Penyebab dan Daerah Terdampak Paling Parah

Hampir di seluruh wilayah di Indonesia sedang mengalami peningkatan suhu panas. Wilayah Indonesia bagian selatan disebutkan memiliki dampak terburuk

kompas.com
Ilustrasi suhu panas - Indonesia Dilanda Suhu Panas, Ini Penyebab dan Daerah Terdampak Paling Parah 

TRIBUNBATAM.id - Hampir di seluruh wilayah di Indonesia sedang mengalami peningkatan suhu panas.

Wilayah Indonesia bagian selatan disebutkan akan memiliki dampak terparah akibat pemanasan suhu.

Sementara di Indonesia wilayah barat, efek dari panas tidak separah di bagian selatan karena masih ada hujan yang berasal dari sisa awan bibit badai yang bergerak ke arah Afrika.

"Jadi mengapa di wilayah Sumatera sendiri memang meskipun panas, tapi masih terjadi hujan, dan itu masih disebabkan dua bibit badai (fortex) yang berada di sebelah barat Sumatera," ujar Peneliti Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.

Andi mengatakan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan suhu panas terjadi di wilayah Indonesia.

"Ada tiga faktor utama yang menyebabkan suhu panas terjadi sejak akhir April hingga diperkirakan nanti bulan Juni mendatang," katanya, Selasa (10/5/2022).

Faktor pertama adalah dari faktor astronomis letak matahari yang masih berada di atas wilayah Indonesia, meskipun sudah agak ke utara.

Baca juga: SUHU Batam Tertinggi Capai 34,6 Derajat Celcius, BMKG Ungkap Penyebabnya  

Baca juga: India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Udara Meningkat Capai 45 Derajat Celcius

Meskipun hari tanpa bayangan berakhir sejak 4 April lalu, intensitas radiasi mataharinya masih meningkat, sehingga radiasi yang diterima oleh permukaan bumi menjadi maksimum.

Kedua karena faktor tutupan atau liputan awan yang masih terhitung sangat sedikit di wilayah udara Indonesia.

Tutupan awan dapat berguna untuk menutupi permukaan bumi dari radiasi matahari secara langsung.

"Apalagi di masa pancaroba seperti ini dari musim penghujan ke musim kemarau itu jumlah awan yang terbentuk itu juga sedikit, sehingga tutupan awan juga sedikit, sehingga radiasi matahari yang diterima permukaan bumi itu juga akan lebih besar," ungkap Andi.

Ketiga adalah faktor kondensasi atau pendinginan karena efek pendinginan yang sudah selesai di belahan bumi yang mengalami musim dingin.

Terjadinya musim dingin di belahan dunia yang memiliki empat musim juga dapat mengurangi suhu panas di wilayah-wilayah tropis seperti Indonesia.

Namun, saat ini pada bulan Mei, musim dingin telah berakhir, sehingga efek pendingin yang disebabkan oleh wilayah tersebut juga ikut berkurang.

Baca juga: CUACA di Bintan Bisa Bahayakan Nelayan dan Transportasi Laut, Ini Pesan Satpolairud Polres Bintan

Baca juga: Mengenal Heat Stroke, Penyakit yang Bisa Muncul saat Cuaca Panas

"Hal ini karena terakhir ada beberapa negara di bulan April yang masih mengalami musim dingin seperti di Taiwan, Jerman, Kanada, Inggris itu bulan April masih musim dingin. Bulan April tapi suhunya masih negatif, begitu masuk bulan Mei suhunya sudah di atas 0 derajat celsius," jelas Andi, seperti dilansir dsari kompas.com.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved