BERITA CHINA

Giliran Australia Protes China, Kapal Mata-mata Tiongkok di Lepas Pantai Barat Negeri Kanguru

China kembali menunjukkan dominasi militernya dengan melakukan "aksi" di Australia yang memicu protes dari Negeri Kanguru

Kompas.com
Foto ilustrasi kapal China 

TRIBUNBATAM.id - China kembali menunjukkan dominasi militernya dengan melakukan "aksi" di Australia.

Banyak pihak berkampanye menjadikan ancaman keamanan nasional datang dari China sebagai topik utamanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, kapal Angkatan Laut China telah terlacak di berbagai wilayah sekitar Australia, terutama di lepas pantai utara dan timur.

Pada Februari lalu, Australia dan China sempat bersinggungan terkait insiden kapal Angkatan Laut China yang mengarahkan laser ke pesawat patroli maritim Australia.

Australia pun merilis foto dua kapal China yang terlibat dalam insiden itu sedang berlayar di dekat pantai utaranya.

Yang terbaru, baru--baru ini Australia melaporkan kehadiran kapal intelijen China di lepas pantai Australia Barat. 

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton melihat tindakan China sebagai tindakan agresi.

Baca juga: China Kirim Kapal Perang ke Wilayah Sengketa dengan Jepang, Asia Timur Memanas!

Baca juga: Terbaru dari China, Penggunaan Komputer Merek Asing Dilarang! Beijing Mulai Kampanye Teknologi Lokal

"Saya pikir itu adalah tindakan agresi.

Saya pikir, terutama karena itu terjadi begitu jauh ke selatan," ungkap Dutton menyoroti jauhnya aktivitas militer China, pada Jumat (13/5/2022).

Kapal mata-mata China tersebut berlayar dekat dengan instalasi militer dan intelijen di pantai barat Australia.

Australia ternyata telah memantau kapal mata-mata itu selama sepekan terakhir, tepat ketika melintasi stasiun komunikasi angkatan laut Harold E. Holt di Exmouth, yang digunakan oleh kapal selam Australia, AS dan sekutu.

Departemen Pertahanan Australia mengatakan, kapal Intelijen Kelas Dongdiao bernama Haiwangxing melakukan perjalanan ke pantai barat dan menyeberang ke ZEE Australia pada 6 Mei.

Kapal tersebut ada dalam jarak 50 mil laut dari stasiun komunikasi pada 11 Mei.

Dutton melihat pengiriman kapal mata-mata itu dilakukan di waktu yang tidak wajar mengingat Australia akan mengadakan pemilihan nasional pada 21 Mei mendatang.

Baca juga: Ada China, Israel dan Amerika, 5 Negara Ini Paling Dibenci di Dunia Versi Web Rank Top Ten

Baca juga: Laut China Selatan Siaga! Barat Panik Xi Jinping Teken Pakta Keamanan Baru dengan Solomon

.

.

.

(TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kontan.co.id

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved