Sandiaga Uno Kunjungi Batam, Gubernur Kepulauan Riau Curhat Jalur Laut Singapura - Kepri
Gubernur Kepualauan Riau blak-blakan di depan Sandiaga Uno mengenai kondisi jalur laut Singapura - Kepri.
KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad tak menyia-nyiakan kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf), Sandiaga Uno ke Kota Batam.
Saat tiba Selasa (31/5/2022), ia punya harapan besar agar Sandiaga Uno melobi otoritas Singapura untuk kembali membuka Pelabuhan Harbour Front.
Tujuannya tidak lain untuk membuka kembali jalur pelayaran ke Provinsi Kepri.
Termasuk membangkitkan lagi pariwisata Kepri yang sempat mati suri.
Kepada Sandiaga Uno, Ansar Ahmad menyebut jika baru Pelabuhan Tanah Merah Singapura saja yang baru dibuka.
"Padahal Singapura juga telah kembali membuka jalur penerbangan Internasional untuk semua penerbangannya. Kita ingin, Kepri kembali menerima kunjungan wisman, melalui skema international charter flight Singapura -Bintan, termasuk Malayasia - Batam," ungkap Gubernur Kepri.
Baca juga: Warga Singapura Panik, Malaysia Berlakukan Larangan Ekspor Ayam Mulai 1 Juni 2022
Baca juga: NAIK HARGA! Cek Tarif Terbaru Tiket Ferry dari Pelabuhan Tanjungbalai Karimun ke Sejumlah Tujuan
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menuturkan juga akan segera bertemu para agen penjualan tiket.
Tujuannya untuk membicarakan penurunan harga tiket pelayaran yang banyak dikeluhkan penumpang karena masih terlalu tinggi.
Kenaikan harga ini dinilai mencapai 50 persen.
Kondisi ini terjadi sejak dibukanya pintu masuk sejumlah pelabuhan di Batam.
Pengawas Pelabuhan Harbour Bay, Welfizon mengungkapkan, harga tiket kapal tujuan Singapura dari Batam naik hingga 50 persen.
Pria yang juga merupakan agen tiket kapal Ferry Horizon, menjelaskan, pihaknya melakukan penyesuaian tarif untuk menutupi biaya operasional.
Ia menjelaskan, selama ini biasanya harga tiket pulang pergi sebesar Rp 500 ribu, setelah terjaid kenaikan, harganya mencapai Rp 800 ribu untuk tiket kelas biasa.
Kelebihan itu untuk menutupi biaya pengisian bahan bakar yang dilakukan di Negara Singapura.
Baca juga: Tingkatkan Daya Saing dengan Singapura, BP Batam Kembangkan Pelabuhan Batu Ampar
Baca juga: Kabar Gembira bagi The Jakmania! Persija Jakarta Akan Tanding Melawan Klub Liga 1 Malaysia
"Memang kenaikan tarif yang kami lakukan, tanpa koordinasi dengan Kementerian Perhubungan atau instansi terkait, ini semata-mata untuk menutupi biaya operasional yang tinggi. Jiwa kami masih NKRI, saya sudah pernah mengusulkan ke Pertamina. Bahkan saya pernah ikut rapat di Pertamina pusat agar pengisian bahan bakar bisa di Indonesia. Tapi kualitas solar kita tidak pas dengan mesin kapal Horizon, di Singapura lebih bening," jelasnya.
Pengusaha agen travel, Surya Wijaya, melihat kondisi naiknya tiket kapal ferry ini cukup lumrah.
Mengingat selama hampir dua tahun agen-agen kapal dan pengelola pelabuhan harus mengalami sepinya pemasukan akibat berkurangnya jumlah penumpang sejak kondisi virus corona.
Ia menilai, perlu dikaji lebih rinci terkait penyebab naiknya harga tiket kapal ini.
Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, ialah para penyedia jasa kapal ferry perlu membayar gaji staf, bensin, hingga biaya perbaikan kapal.
Menurutnya, pemasukan agen ferry saat ini belum dapat mencukupi seluruh biaya komponen ini.
Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, yang jumlah trip mencapai 80 trip per hari.
Kini pengelola kapal hanya menjalankan 1 trip dalam sehari, dengan jumlah penumpang yang fluktuatif.
Baca juga: Negeri Jiran Malaysia Bakal Stop Sementara Ekspor Ayam, Singapura Ambil Langkah Cepat
Baca juga: LOKASI di Batam Ini Jadi Tempat Simpan Motor Curian, Terbongkar Usai 2 Pemuda Ditangkap Polisi
"Perlu dikaji lagi kenapa naik. Bayangkan, mereka yang dulunya melayani 80 trip dalam sehari, sekarang hanya 1 trip. Bagaimana mereka membayar gaji karyawannya? Atau biaya maintenance?" ujar Surya.
Kemudian ia membandingkan dengan kondisi di negara Malaysia.
Harga sejumlah bahan pokok seperti bahan bakar minyak (BBM) juga mengalami kenaikan di negeri Jiran itu.
Namun, menurut pengalamannya selaku agen travel, harga paket wisata di Malaysia kurang lebih masih sama dengan saat kondisi sebelum covid-19.
"Misalnya, dulu 2019, kita booking hotel makan, bus dan lain-lain di Malaysia harganya 700 ringgit. Sekarang juga kurang lebih sama, segitu juga," ungkap Surya, yang juga merupakan Ketua Aspabri Kepri ini.
Dari kunjungannya ke Malaysia beberapa waktu lalu, ia melihat bahwa terdapat keterlibatan pemerintah Malaysia dalam mendukung biaya pariwisata di sana tetap stabil.
Para pelaku pariwisata mendapatkan subsidi dari pemerintah sampai 50 persen.
Baca juga: Singapura Negeri Mungil Tetangga Kepulauan Riau Tapi Buat Indonesia Impor BBM
Baca juga: Live Streaming Timnas Indonesia vs Malaysia di RCTI, Brad Maloney: Bawa Pulang Perunggu
Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berkomentar terkait harapan yang disampaikan Gubernur Kepri.
Ia berjanji akan membawa hal ini dalam pertemuan bilateral di Singapura dalam waktu dekat ini.
“Yaitu, dari segi penambahan jadwal ferry dan lebih banyak terminal yang dibuka sehingga akan meningkatkan jumlah kunjungan, kalau jumlah kunjungan bertambah maka kita harga tiket bisa diturunkan. Termasuk terkait asuransi akan kita koordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait. Mudah-mudahan kita finalkan dalam beberapa waktu ke depan,” sebut Sandiaga Uno.(TribunBatam.id/Endra Kaputra)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Kepri