AKHIRNYA Bisa Naik Haji, Pasangan Tukang Becak dan Buruh Tani Ini Nabung Selama Puluhan Tahun
Untuk mewujudkan mimpi bisa beribadah haji ke Tanah Suci, pasangan Eme (65) dan Icih (62) rela menabung selama puluhan tahun. Simak kisah mereka.
"Saya itu bingung dari awal dinyatakan berangkat haji, ternyata harus ikut program-program, seperti manasik haji. Otomatis saya harus ke sana sama suami, tapi tuh gak ada ongkos ke sana, bekal makan selama di sana," ungkapnya.
Icih mengatakan, saat ia dan suaminya mengikuti manasik haji, keduanya tak membawa bekal sama sekali.
"Waktu di sana juga ditanya, ada bekal berapa untuk naik haji, kata saya gak ada sama sekali. Saya bingung. Uang sudah habis semua untuk biaya haji," tuturnya.
Di kala kegundahan melanda, pasangan tersebut mendapat sepercik harapan karena mendapat bantuan dari Bupati Majalengka Karna Sobahi.
"Ya, alhamdulillah, ya, Allah, dapat bantuan dari Bupati. Senang sekali pastinya, jadi bisa bekal buat haji buat makan, minum di sana," jelasnya.
Holili Naik Haji dari Hasil Menarik Becak dan Kuli Angkut
Perjuangan yang serupa juga dirasakan tukang becak asal Sampang, Madura bernama Holili Addrae Sae (60).
Pria ini mengaku harus bersusah payah menabung untuk menunaikan rukun Islam yang kelima itu.
Uang yang diperolehnya dari mengayuh becak, dikumpulkan sedikit demi sedikit.
Uang yang terkumpul itu dipakai untuk biaya haji dirinya dan sang istri, Busideh.
"Sehari kadang mendapat Rp 30.000 sampai Rp 50.000, kadang juga tidak mendapat apa-apa," bebernya kepada Kompas.com di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/6/2022).
Selain menarik becak, Holili juga menjadi kuli angkut di pelabuhan yang tak jauh dari rumahnya.
Hasil banting tulang tersebut selanjutnya dibelikan emas.
Tujuannya, supaya tabungan itu tersimpan dengan baik.
Pada 2011, sang istri mendapat arisan.