Bank Indonesia Kepri

Gejolak Harga Kelompok Makanan Picu Inflasi

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepulauan Riau merilis data terkait kondisi inflasi di Kepri.

ist
Rakorwil TPID se Sumatera yang dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia se Sumatera dan Sekda/Perwakilan masing-masing Pemda Se Sumatera yang diselenggarakan pada tanggal 23-24 Juni 2022 bertempat di Radisson Hotel Batam, di mana Kepri menjadi tuan rumah berlangsungnya kegiatan Rakorwil TPID tersebut. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepulauan Riau merilis data terkait kondisi inflasi di Kepri.

Dalam rilis yang diterima Tribunbatam.id pada Sabtu (2/7/2022), pada Juni 2022 Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,84 persen (month-to-month).

Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan pada Mei 2022 yang mengalami inflasi sebesar 0,81 persen (mtm).

Musni Hardi K. Atmaja, Kepala Perwakilan BI Kepri, Wakil Ketua TPID mengatakan, Inflasi didorong oleh kenaikan harga kelompok makanan bergejolak (volatile food) terutama aneka cabai dan telur ayam ras.

Selain itu didorong kelompok komoditas yang harganya diatur pemerintah, terutama tarif angkutan udara, serta kelompok inti yang didorong oleh kenaikan harga air kemasan dan sabun/detergen.

Pada saat bersamaan, Indek Harga Konsumen secara nasional juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,61 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,40 persen (mtm).

"Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kepri pada Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 5,89 persen (yoy), atau meningkat dibandingkan Mei 2022 sebesar 4,88 persen (yoy), dan berada di atas sasaran kisaran inflasi Nasional sebesar 3 ± 1 persen (yoy),"ucapnya dalam rilis yang diterima Tribunbatam.id pada Sabtu (2/7/2022).

Inflasi di Kepri pada Mei 2022 terutama bersumber dari kenaikan harga komoditas kelompok makanan, minuman dan tembakau utamanya aneka cabai dan telur ayam ras, serta kelompok transportasi utamanya tarif angkutan udara.

Terkait kenaikan harga cabai Musni mengatakan, kenaikan disebabkan oleh kenaikan harga dari produsen. Selain itu cabai membusuk dalam pengiriman, serta berkurangnya hasil panen akibat gangguan cuaca.

Untuk kenaikan tarif angkutan udara disebabkan oleh faktor musiman meningkatnya permintaan pada masa libur sekolah dan masih tingginya harga avtur.

Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,84 persen (mtm) dan 0,80 persen (mtm).

Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kota Batam mengalami inflasi sebesar 5,98 persen (yoy), dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 5,27 persen (yoy).

"Komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Batam adalah aneka cabai dan angkutan udara, sedangkan komoditas penyumbang inflasi di Kota Tanjungpinang adalah aneka cabai dan telur ayam ras," kata Musni Hardi K. Atmaja.

Memasuki bulan Juli 2022, tekanan inflasi diperkirakan masih berlanjut namun cenderung melemah.

Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai, antara lain:

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved